REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Namanya habib, ulama, kiai, pasti sangat dihormati masyarakat. Maklum saja, mereka adalah tokoh yang dikena berilmu tinggi. Juga memiliki kedekatan dengan Allah. Sebagian dari mereka adalah waliyullah, kekasih Allah, yang doanya lekas dikabulkan.
Ini kisah yang dialami Habib Jamal bin Toha Baagil, pendakwah kondang di Jawa Timur. Suatu ketika dia ceramah di suatu tempat. Berbagai pesan takwa disampaikannya dengan penuh semangat. Jamaah pun sangat menikmati apa yang disampaikannya.
Selesai ceramah, turunlah dia dari mimbar. Kemudian duduk bersama jamaah lainnya. Selesai acara yang ditutup doa, dia berdiri dan berjalan keluar majelis. Raut wajahnya tiba-tiba berubah. Dia menunjukkan rasa kecewa karena sudah mencari sandalnya, tapi tak ketemu. Dia menengok ke kanan dan kiri mencari sandal, tapi tak juga menemukan sandal tersebut.
Karena sudah tak ketemu, akhirnya Habib Jamal nyeker berjalan kaki naik ke mobil yang mengantarkannya pulang.
Di dalam hatinya, dia berkata, sandal hilang, tapi tak bisa marah, karena tadi ceramahnya soal sabar. Jadi ya harus sabar kehilangan sandal.
Kisah itu disampaikan Habib Jamal saat berceramah dalam momentum haul pendiri Pesantren Nurul Qodim KH Hasyim Mino di Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, pada Selasa (6/6/2023).
Habib Jamal merupakan murid Habib Umar bin Hafidz di Tarim Hadhramaut. selain mempelajari ilmu keislaman, dia aktif berdakwah di berbagai tempat. Dia dikenal sebagai penceramah dengan logat jawa timuran. Terkadang ceramahnya disampaikan dalam Bahasa Jawa.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
