Selasa 06 Jun 2023 22:57 WIB

Rasulullah SAW Senantiasa Bekerja

Rasulullah SAW sosok yang tak pernah berpangku tangan.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
 Rasulullah SAW Senantiasa Bekerja. Foto:  Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto:

Rasulullah mengajak umatnya untuk beramal dengan hasil jerih payah tangannya sendiri, memotivasi manusia untuk melakukan hal itu dengan banyak menceritakan kepada orang-orang bahwa Nabi Allah, Daud as, juga adalah seorang pandai besi.

Dorongan ini pula bisa dilihat dalam keikutsertaan Rasulullah dalam suatu tugas dan misi yang menuntut usaha fisik, hal ini terbukti ketika kaum muslimin mendirikan masjid pertama di Madinah, beliau turut serta mengangkat batu-bata itu bersama mereka, secara spontan beliau mengangkat batu-batu itu seperti para pekerja lainnya supaya mereka bertambah semangat dalam bekerja.

Hal yang sama Rasulullah lakukan ketika menggali parit dalam perang Ahzab, beliau melakukan penggalian bersama para sahabat dan memindahkan pasir, Al-Bara bin 'Azib menggambarkan kondisi beliau, ia berkata, "Ketika Rasulullah memindahkan pasir-pasir itu, perutnya yang putih terlihat."

Rasulullah juga menyebut keutamaan usaha menggembala kambing serta sibuk memperjual-belikan kambing gembalaan orang lain.

Sementara bagi para pekerja yang tertidur disebabkan rasa lelah karena jerih payah yang dilakukan dalam bekerja, maka ia tidur dalam keadaan dosa yang terampuni, sebagaimana sabda Rasul, "Sesungguhnya usaha (yang halal) untuk mencari penghidupan dapat menghapus dosa," Rasulullah SAW menjadikan bekerja tidak hanya sebagai ibadah bahkan lebih dari itu ia menjadikannya sebagai kafarat (penghapus) dosa.

Pernah suatu hari beliau terlihat sedang duduk-duduk bersama para sahabat, kemudian para sahabat melihat seorang pemuda yang mempunyai ketangkasan dan kekuatan yang digunakan untuk bekerja sehari-hari, mereka berkata, "Alangkah sayangnya, kalaulah badan dan kekuatan tubuhnya digunakan di jalan Allah (berperang)." Namun Rasulullah SAW berkata, "Jangan berkata demikian, sesungguhnya orang yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, serta menjaga dirinya dari meminta-minta kepada orang lain adalah orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah juga."

Sesungguhnya orang yang sedang berusaha mencari penghidupan untuk orangtua mereka yang sudah tua ataupun untuk memenuhi kebutuhan kaum lemah, maka ia sedang berada di jalan Allah, selama ia menjauhi segala macam bentuk keburukan, mengumbar 'aib orang lain, menjauhi sifat ujub (membangga-banggakan diri), saling memamerkan kekayaan sehingga abai dari mengingat Allah, tidak membayar zakat dan sedekah yang merupakan hak orang lain, maka inilah sejelek-jeleknya usaha.

Bahkan Rasulullah SAW memandang abid, yaitu, orang yang menjauhkan diri dari kehidupan dunia untuk murni beribadah, lebih rendah kedudukannya dari orang biasa yang bekerja mencari nafkah. Pada suatu ketika Rasulullah SAW pernah bertanya kepada sekelompok sahabat tentang saudara mereka yang 'abid, mereka menjawab, "Dia telah memutuskan untuk menjauhi kehidupan duniawi dan murni beribadah." Lebih lanjut beliau bertanya, "Jikalau begitu siapakah yang mengurus dan memberinya pakaian?"

 

Mereka menjawab, "Kami semua, wahai Rasulullah" Beliau lalu berkata, "Kalian semua lebih baik dari dia."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement