REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Agama Islam mengajarkan berbagai hal dalam kehidupan umat manusia, bahkan perkara terkecil sekalipun, seperti buang hajat, Islam mengajarkannya melalui Baginda Nabi Muhammad saw.
Rasulullah pun mengajarkan agar umatnya tidak lupa selalu berdoa sebelum dan setelah buang hajat. Hal ini karena toilet dan kamar mandi merupakan tempat favorit para jin dan setan sehingga kita dianjurkan untuk berdoa agar terhindar dari gangguannya. Karena pada saat kita masuk kamar mandi dan toilet, malaikat hanya akan menunggu kita di depan pintu.
Dikutip dari buku Nabi Muhammad sehari-hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy berikut ini doa yang biasa diucapkan Rasulullah saw:
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك من الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan jin laki-laki dan perempuan, serta dari kotoran dan perbuatan kotor setan yang terkutuk.”
Dan jika keluar beliau membaca, غُفْرَانَكَ
"Aku hanya mengharap ampunan-Mu."
Jika dalam perjalanan bersama para sahabat, kemudian beliau hendak buang hajat, ia akan memisahkan diri (dari kelompok sahabat) dan mencari tempat sehingga tidak terlihat, bahkan menjauh sampai sekitar dua mil. Kemudian menutupinya dengan jerami atau daun pelepah kurma.
Adapun jika hendak membuang air kecil, Rasulullah sebisa mungkin selalu mencari bagian tanah yang lunak dan lembut, jika keadaan tanah itu keras, diambilnya tongkat lalu tanah itu dipukul sampai berlubang kemudian melakukan hajatnya. Beliau buang air kecil sambil duduk dan tidak berdiri terkecuali karena darurat.
Sementara, tata cara beliau dalam membersikan dirinya selepas buang hajat, menggunakan air atau juga terkadang batu, bahkan terkadang pula air dan batu bersamaan dengan menggunakan tangan kiri.
Dari tempat buang hajat, Rasulullah keluar dengan kaki kanan setelah sebelumnya masuk melangkahkan kaki kiri terlebih dahulu, sambil membaca doa di atas.
Rasulullah SAW jikalau hendak masuk ke tempat buang hajat, cincinnya diletakkan terlebih dahulu. Posisi buang hajat beliau tidak pernah menghadap kiblat dan tidak pernah pula membelakanginya, beliau ajarkan ummatnya hal yang sama.
Beliau bersabda, “Janganlah buang hajat atau buang air kecil dengan menghadap arah kiblat dan jangan pula membelakanginya."
Rasulullah tidak pernah buang hajat ataupun air kecil di tempat yang biasa dijadikan orang berteduh seperti pohon, atau di jalanan umum yang biasa dilalui banyak orang. Beliau berkata, "Jagalah oleh kalian tiga hal yang bisa menyebabkan kalian dilaknat, yaitu, buang air besar di tempat penampungan air, di jalan-jalan, dan di tempat berteduh."
Hal terakhir yang beliau ajarkan dalam tata-cara buang hajat adalah hendaknya tidak bercakap-cakap. Beliau berkata, "Jika ada dua orang di antara kalian yang sedang buang hajat, maka janganlah bercakap-cakap, karena sesungguhnya Allah murka akan perbuatan itu.”