REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kurban adalah menyembelih hewan yang dilakukan pada hari raya 'idul adha sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karenanya, Rasulullah saw menganjurkan umatnya yang mampu untuk berkurban atau menyembelih hewan kurban. Allah berfirman dalam Alqur’an tentang perintah berkurban.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Artinya: “Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS Al-Kautsar ayat 2)
Dikutip dari buku Nabi Muhammad Sehari-Hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy menyebutkan, Rasulullah SAW sangat menganjurkan ummatnya untuk melakukan ritual tersebut, dikarenakan keutamaan yang terkandung didalamnya, beliau berkata, "Pada setiap helai bulu hewan kurban terdapar kebaikan." Di tempat lain beliau bersabda, "Sesungguhnya darah hewan yang disembelih karena Allah akan sampai lebih dulu kepada Allah 'Azza wa jalla sebelum darah itu menetes ke bumi, karena itu laksanakan kurban kalian dengan sebaik-bailenya."
Di antara akhlak beliau dalam berkurban, adalah, hendaknya yang disembelih berupa domba yang telah mencapai umur satu tahun atau kira-kira seumur itu. Jikalau tidak dengan domba, bisa juga kambing bandot yang telah masuk umurnya yang kedua, atau bisa juga dengan unta yang telah mencapai umur empat tahun, atau juga sapi yang telah mencapai umur dua tahun dan selamat dari segala macam cedera, artinya, hewan tersebut tidak pincang, matanya tidak peak, telinganya tidak dipotong atau hewan itu tidak sedang sakit. Akhlak dan tata cara berkurban ini beliau sampaikan dalam sabdanya.
"Ada empat hal yang tidak boleh ada dalam hewan kurban, yaitu, bermata juling yang terlihat dengan jelas, atau sedang sakit yang sudah jelas penyakitnya. Begitupun hewan pincang, yang telah jelas tulangnya patah, dan tidak boleh juga hewan yang kurus sampai kelihatan sumsum tulangnya."
Jikapun terdapat pilihan, Rasulullah akan mengutamakan seekor domba gemuk yang kuat fisiknya, dan di sekeliling mata dan kakinya terdapat cork kehitam-hitaman menandakan kegagahan hewan tersebut. Ketika menyembelih, beliau mengutamakan waktunya selepas melaksanakan sholat idul Adha dengan menghadap kiblat, beliau lalu membaca, "Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (secara lurus) kepada yang memiliki langit-langit dan bumi, dan tidaklah aku termasuk orang yang menyekutukan. Sesungsuhnya shalatku dan ibadahku, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada sekutu baginya, dan untuk itu aku diperintah, dan akulah orang pertama yang berserah diri."
Kemudian ketika beliau maju untuk menyembelih hewan sembelihannya, beliau berkata, "Bismillahi, Allahu akbar." "Ya Allah, hewan sembelihan ini adalah dari-Mu dan dipersembahkan untuk-Mu."
Rasulullah menganjurkan untuk membagikan daging hewan kurban menjadi tiga bagian, yaitu, sepertiga untuk keluarga, sepertiga untuk disedekahkan, dan sepertiga sisanya adalah untuk para sahabatnya.
Adalah merupakan tuntunan beliau pula bahwa dalam urusan ini, orang yang berkurban kalaulah ia memohon pertolongan seorang jagal untuk proses penyembelihan, hendaknya ia tidak jadikan daging hewan tersebut sebagai upah untuknya.
Tentang hal ini 'Ali ra meriwayatkan, "Rasulullah SAW pernah memerintahku untuk mengurus pembagian hewannya. Beliau berpesan untuk menyedekahkan daging, kulit dan lain sebagainya, dan agar tidak memberikan orang yang menyembelih sesuatu apapun (dari hewan kurban tersebut) sebagai upahnya."
Adapun aqiqah pengertiannya adalah, penyembelihan hewan yang dilakukan berkaitan dengan kelahiran seorang anak. Hal ini dilakukan pada hari ke tujuh terhitung dari hari kelahiran.
Penyebelihan hewan untuk aqiqah dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia anak yang telah lahir, juga agar menjadi perantara untuk dekat kepada Allah dan agar senantiasa pula Allah merawat dan melindungi anak tersebut.
Rasulullah SAW memberikan pilihan, sama seperti pilihan ketika hendak melakukan kurban, diantaranya adalah berwasiat untuk membagikan dagingnya sebagaimana dibagikannya daging hewan kurban. Dan dalam ritual aqiqah ini hendaknya orangtua memberi nama bayinya dengan nama yang baik, kemudian mencukur rambut dan bersedekah seberat rambutnya dengan emas dan perak, atau sesuatu yang seharga dengannya berupa mata uang.