Kamis 25 May 2023 16:45 WIB

Apakah Islam Mengenal Angka, Tanggal, Hari, Bulan, dan Tahun Sial?   

Islam menegaskan semua waktu pada dasarnya adalah baik

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi tanggal. Islam menegaskan semua waktu pada dasarnya adalah baik
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Ilustrasi tanggal. Islam menegaskan semua waktu pada dasarnya adalah baik

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Anggapan bahwa terdapat angka, hari, tanggal, bulan, dan tahun sial, bagi sebagian kalangan telah menjadi keyakinan yang kuat. Apakah hal yang demikian berlaku dalam Islam?

 

Baca Juga

Mantan Mufti Agung Mesir Prof Dr Ali Jum'ah Muhammad mengatakan, anggapan adanya pertanda buruk pada sesuatu adalah salah satu tradisi kaum jahiliyah. Tradisi ini dihapuskan dan terlarang di dalam Islam. 

 

Tak kurang, Firaun dan pengikutnya pernah menuding Musa sebagai pembawa sial. Tudingan itu disampaikan saat Allah mencabut kebaikan berupa kesuburan, kelapangan, dan kesehatan. 

 

Saat itu, Mesir dilanda musim kemarau yang panjang. Paceklik terjadi dan tumbuh-tumbuhan tak mau menghasilkan pangan. Padahal, dahulu mereka hidup dalam kemakmuran. 

 

Firaun lantas menuduh musibah itu disebabkan Musa. Allah SWT pun berfirman bahwa kesialan yang mereka alami merupakan ketetapan dari Allah SWT. Sedangkan, banyak di antara mereka yang tidak mengetahui. 

 

وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَممَنْ مَعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

 

“Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Firaun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS Al Araf [7] 130-131).

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

 

Pada zaman jahiliyah, masyarakat Makkah menganggap datangnya burung malam atau kadang disebut burung hantu sebagai penanda sial. Sebagian orang berkeyakinan kalau rumahnya didatangi burung tersebut, ada salah seorang dari penghuninya yang akan wafat.

Pada masa Rasulullah SAW hidup, ada sebagian orang yang berkeyakinan bahwa bulan Safar sebagai bulan kedua tahun Hijriyah adalah bulan sial dan penuh bala. 

 

Acara bepergian serta aktivitas pun dibatalkan karena mitos ini. Mitos juga terjadi bahwa pada Rabu terakhir di bulan Shafar, diturunkan 320 ribu bala.

Bahkan, ada yang menyebarkan hadits palsu tentang bulan Shafar, yakni, "Barang siapa yang bergembira dengan keluarnya bulan Shafar maka aku akan berikan kabar gembira dengan surga."

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement