REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Golongan umat Nabi Muhammad SAW terbaik yang pernah muncul di muka bumi ini adalah para sahabat Nabi. Mereka memiliki kisah yang luar biasa dan bisa dipetik faedah dan nilainya.
Beberapa yang bisa dicontoh adalah bagaimana meniru iman dan semangat mereka. Jika iman kita sedang turun, kisah para sahabat ini dapat dijadikan pembangkitnya.
Nabi Muhammad SAW sendiri pernah bersabda perihal kedudukan sahabat yang amat mulia. Dia bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ "Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya."
Tiga generasi ini adalah yang terbaik dari seluruh umat Islam di dunia. Mereka adalah orang-orang yang mendahului kita dalam hal keimanan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya.
Umat Islam di dunia saat ini tidak mungkin mengenal Islam kecuali lewat ajaran para saha bat dan keturunannya. Saking mulianya para sahabat, Nabi bahkan berkata:
من سبّ أصحابي فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين
"Siapa yang mencela sahabatku, maka dia akan mendapatkan laknat Allah, para malaikat, dan semua manusia."
“Amalan kita akan berbeda dengan amalan para sahabat karena satu hal, hatinya. Hati, iman, dan akidah yang dimiliki sahabat berbeda dengan kita, umat Nabi saat ini," lanjut Ustadz Ahmad.
Salah satu kisah mengenai akidah dan tauhid yang dapat ditiru adalah dari Abu Bakar ash-Shiddiq atau Abdullah bin Abu Quhafah. Sahabat Nabi yang satu ini terkenal dengan tubuh kurusnya, tetapi imannya tinggi tak tertandingi.
Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan
Saking tingginya iman dan ketakwaan sahabat ini kepada Nabi dan pencipta- Nya, Umar bin al-Khattab menyatakan, "Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dengan iman seluruh penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar."
Abu Bakar dikenal sebagai manusia terbaik kedua setelah Nabi. Kisah keimanan Abu Bakar paling terkenal terjadi saat Nabi usai menjalankan Isra Miraj.
Perjalanan Isra Miraj yang dilakukan dalam waktu semalam oleh Nabi ini memang terdengar tidak masuk akal kala itu dan banyak yang menganggap Nabi Muhammad SAW gila.
Ketika itu, Abu Bakar berkata, "Wahai Quraisy, ketauhilah, aku telah beriman atas apa yang diucapkan Muhammad dan dia mengatakan bahwa wahyu itu turun dari langit. Lalu, apa bedanya aku beriman jika dia dari bumi pergi ke langit? Sama saja. Ketahuilah, Quraisy, bila di depan mata saya ada tembok berwarna putih dan Muhammad mengatakan, 'Tidak, wahai Abu Bakar, tembok itu berwarna hitam,' maka saya akan bohongkan mata saya dan saya akan kata kan iya, tembok itu berwarna hitam." Usai berkata demikian, Abu Bakar bergegas mencari Rasulullah. Sesampainya di sekitar bukit, ia berteriak lantang, "Ya Rasulullah, Ya Rasulullah."
Orang-orang yang berkerumun di sana pun menoleh dan memberikan jalan kepada Abu Bakar agar mendekat kepada Rasul. Sepanjang jalan mendekati Nabi, Abu Bakar menceritakan bahwa ia didatangi Abu Jahal dan berkata tentang kisah Isra Mi'raj Nabi. Perkataan Abu Bakar ini dibenarkan Nabi. Mendengar itu, Abu Bakar pun berkata, "Anda pasti benar, ya Rasulullah SAW."