Rabu 24 May 2023 19:12 WIB

Benarkah Ayahanda Rasulullah SAW Abdullah Masuk Neraka? Ini Jawaban Para Ulama

Ayahanda Rasulullah SAW Abdullah termasuk golongan ahlul fatrah

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad SAW. Ayahanda Rasulullah SAW Abdullah termasuk golongan ahlul fatrah
Foto:

Allah SWT juga berfirman: 

وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِنْ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.”  (QS Al Qashash 46). 

Para ulama, termasuk dikatakan Imam Ahmad bin Hanbal bersifat tawaqquf terhadap masalah ini. 

Dia berhenti memperdebatkannya dengan menyerahkan urusan mereka kepada Allah SWT. Imam Ahmad menghentikan perdebatan tentang masalahmasalah yang serupa dengan kedua orang tua Rasulullah seperti pendapatnya tentang masalah Khadijah. 

Imam Ahmad bin Hanbal bersikap diam tanpa memberikan keputusan dalam permasalahan lainnya yang hampir sama dengannya. 

Meskipun terdapat hadis yang sahih. Di antara permasalahan yang dimak sud adalah putra-putri orang musyrik dan menempatkannya sebagai sumber perdebatan dan konflik. 

Alangkah baiknya jika kita tidak berko mentar tentang orang tua Rasulullah SAW mengingat keterbatasan ilmu. 

Alhafizh Abu al-Fadhl bin Hajar al-Asqalani menyampaikan pendapat yang bisa dipertanggungjawabkan oleh akal dan didukung beberapa riwayat. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Mengutip hadits yang diriwayatkan al-Hakim dan disahihkan Abdullah bin Mas'ud. Ia berkata, seorang pemuda dari kaum Anshar di mana tiada seorang pun yang paling banyak bertanya kepada Rasulullah SAW dibandingkannya.

Ia berkata, 'wahai Rasulullah apakah engkau mengetahui bahwa kedua orang tuamu di neraka? Beliau menjawab, 'Apa yang kumintakan kepada Tuhanku untuk keduanya, maka Dia mengabulkannya. Sung guh aku akan berdiri pada Hari Kiamat di tempat yang terpuji.”  

 

Hadits ini mengindikasikan jika Rasulullah SAW memohon kebaikan bagi keduanya ketika beliau menempati tempat yang terpuji. Yakni dengan memberi syafaat kepada kaduanya, lalu keduanya cenderung untuk taat ketika diuji, sebagaimana Ahlul Fithrah diuji. Tidak diragukan lagi, ketika Nabi SAW menempati al-maqam al-mahmud (tempat terpuji), maka dikatakan kepada beliau. "Mohonlah, niscaya diberi. Dan berilah syafaat, maka engkau dapat memberi syafaat." Wallahualam.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement