Rabu 24 May 2023 05:47 WIB

Siapa yang Berhak Atas Nikmat di Alam Kubur dan Bagaimana Caranya?

Kenikmatan di alam kubur akan diperoleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi alam kubur. Kenikmatan di alam kubur akan diperoleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh
Foto:

Ibnu Qayyim menjelaskan, jika orang mukmin diletakkan dalam kuburnya, sebuah pintu menuju surga akan dibukakan di dekat kakinya. Dikatakan kepadanya, "Lihatlah balasan yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu di dekat kepalanya dibukakan satu pintu menuju neraka. Dikatakan kepadanya, "Lihatlah siksa yang dijauhkan Allah darimu." Setelah itu, dikatakan kepadanya lagi, "Sekarang tidurlah dengan tenang." 

Tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai selain tibanya hari kiamat. Menurut Ibnu Qayyim, Rasulullah SAW pernah bersabda, jika orang mukmin diletakkan di dalam liang kuburnya, tanah berkata kepadanya. "Engkau benar-benar yang kucintai. Sebelum engkau berada di atas punggungku maka bagaimana jika sekarang engkau berada di dalam perutku agar aku dapat memperlihatkan apa yang akan ku perbuat terhadap dirimu? Kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang." 

Allah SWT bahkan menjelaskan di dalam surat Ali Imran ayat 169 jika para mujahid yang mati syahid hidup di sisi-Nya. 

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

"Janganlah kalian mengira bahwa orangorang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki." 

Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim pernah mengisahkan perihal ayat ini. Rasulullah SAW bersabda: 

Arwah mereka (para syuhada) berada di dalam tembolok burung hijau, baginya terdapat pelita-pelita yang bergantungan di bawah arasy. Dia terbang di bagian surga dengan bebas menurut kehendaknya, kemudian hinggap pada pelita-pelita tersebut. Maka Tuhan mereka menjenguk keadaan mereka sekali kunjungan, lalu berfirman, "Apakah kalian menginginkan sesuatu?" Mereka menjawab, "Apakah yang kami inginkan lagi, bukankah kami terbang dengan bebas di dalam surga ini menurut kehendak kami?" Allah melakukan hal tersebut kepada mereka sebanyak tiga kali.

Setelah mereka merasakan bahwa diri mereka tidak dibiarkan oleh Allah melainkan harus meminta, maka berkatalah mereka, "Wahai Tuhan kami, kami menginginkan agar Engkau mengembalikan arwah kami ke jasad kami, hingga kami dapat terbunuh lagi demi membela jalan-Mu sekali lagi." Setelah Allah melihat bahwa mereka tidak mempunyai keperluan lagi, maka barulah mereka ditinggalkan.

Ibnu Taimiyah berpendapat, siksaan dan kenikmatan ditimpakan kepada jiwa dan badan. Jiwa dapat merasa kan kenikmatan dan siksaan terpisah dari badan. Jiwa bisa merasakan kenikmatan dan siksaan dalam hubungannya dengan badan dan badan berhubungan dengannya. Kenikmatan dan siksaan ditimpakan kepada keduanya dalam keadaan seperti ini bersama-sama. Sebagaimana jiwa yang bisa merasakannya sendirian.

Menurut Ibnu Qayyim, pendapat para ulama salaf mengatakan bahwa jika seorang yang sudah meninggal dan menjadi mayat, dia akan berada da lam kenikmatan atau siksaan. Hal ini akan dialami roh dan badannya. Roh tetap kekal setelah berpisah dari badan lalu mendapat kenikmatan atau siksaan. 

Baca juga: Disebut Pengkhianat, Ini Daftar Santri Alumni Pesantren Sidogiri yang Jadi Tokoh Nasional 

Ia terkadang berhubungan dengan badan sementara badan bersama roh mendapatkan kenikmatan atau siksaan. Pada hari kiamat kubra, semua roh dikembalikan ke badan dan mereka bangkit dari kubur untuk menghadap Rabbul alamin.

Hanya, bagaimana kunci untuk menempati alam kubur yang nyaman dan bebas dari siksaan? Al-Baihaqi mengungkapkan, amal shaleh akan membuat nyaman tempat tinggal di alam kubur. 

مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ ۖ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ 

“Barang siapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).”(QS Ar Ruum [30] ayat 44). 

Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang dimaksud ialah 'kediaman' yang nyaman selama di alam barzakh.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement