REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat. Lalu apa yang termasuk fardu dan sunnah wudhu.
Mengutip buku terjemahan kitab Matan Al Ghayah Wa At Taqrib, kitab Thaharah tulisan Ahmad Sarwat menjelaskan Yang dimaksud dengan fardhu disini adalah rukun wudhu.
(فصل) وفروض الوضوء ستة أشياء النية عند غسل
الوجه وغسل الوجه وغسل اليدين إلى المرفقين ومسح بعض الرأس وغسل الرجلين إلى الكعبين والترتيب على
ما ذكرناه.
Fardhu-fardhu wudhu ada enam perkara, yaitu:
Pertama, niat saat membasuh wajah. Posisi niat adanya di dalam hati namun harus ditegaskan dengan diiringi rukun yang pertama dari wudhu itu sendiri. Sunnahnya niat itu Aku niat : نويت رفع الحدث ) dilafadzkan seperti ucapan mengangkat hadats\".
Kedua, membasuh wajah. Membasuh adalah mengalirkan air ke permukaan kulit dan meratakannya.
Ketiga, membasuh kedua tangan sampai siku. Maksudnya sikunya ikut dibasuh juga
Keempat, mengusap sebagian kepala. Mengusap berbeda dengan membasuh.
Mengusap itu adalah mengusapkan telapak tangan yang basah dengan air ke bagian yang diusap. Minimal ada bagian dari kepala yang basah kena air, walaupun hanya sebagain dari rambut. Tapi bila hanya mengusap pada kerudung saja, wudhu'nya belum sah.
Kelima, membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Keenam, Dilakukan secara tertib. Bila basuh kaki terlebih dahulu baru kemudian usap kepala, maka basuh kakinya belum sah dan harus diulangi.
Sunnah Wudhu
(فصل) وسننه عشرة أشياء التسمية وغسل الكفين قبل إدخالهما الإناء والمضمضة والاستنشاق ومسح جميع الأذنين ظاهرهما وباطنهما بماء جديد ومسح الرأس وتخليل اللحية الكثة وتخليل أصابع اليدين والرجلين وتقديم اليمنى على اليسرى والطهارة ثلاثا ثلاثا والمولاة.
Sunnahnya wudhu ada sepuluh,
Pertama, membaca bismillah. Kedua, membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukkan ke wadah air.
Ketiga, berkumur. Keempat, menghirup air ke hidup. Kelima, mengusap seluruh kepala.
Keenam, mengusap kedua telinga luar dalam dengan air baru. Ketujuh, menyisir jenggot tebal dengan jari. Kedelapan, membasuh sela-sela jari tangan dan kaki, mendahulukan bagian kanan dari kiru.
Kesembilan, menyucikan masing-masing tiga kali. Kesepuluh, Muwalat (tidak terputus). Pembasuhan antara satu anggota wudhu dengna lainnya harus dilakukan tanpa terputus yang panjang. Batasan jangan sampai kering sendiri dalam keadaan normal.