REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernikahan merupakan salah satu ibadah yang bisa dilakukan oleh seorang Muslim. Menikah berarti jalan untuk mewujudkan salah satu tujuan dari syariat Islam, yaitu menjaga nasab.
Dalam menjalani bahtera rumah tangga, tak sedikit akan menemukan ujian dan cobaan. Wajar ujian ini menghampiri mengingat tujuannya yang mulia dan merupakan bentuk ibadah seumur hidup.
Di antara setiap ujian itu, perceraian merupakan salah satu yang terbesar. Bahkan, disebutkan bahwa pisahnya pasangan suami-istri ini merupakan misi terbesar dari setan.
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad SAW pernah besabda, "Sesungguhnya, setan membangun singgasana di atas air lalu mengirim para prajurit ke tengah manusia. Yang memiliki kedudukan paling dekat kepada Iblis di antara mereka adalah yang paling besar menimbulkan godaan. Salah seorang dari mereka mengatakan: 'Aku selalu menggoda si Fulan sampai aku tinggalkan sementara ia mengatakan ini dan itu.' Iblis menyahut: 'Demi Allah, engkau tidak berbuatu sesuatu pun.' Lalu salah seorang pasukan datang dan berkata: 'Aku tidaklah meninggalkannya sebelum aku membuatnya bercerai dari istrinya.' Iblis pun mendekatkan prajurit tersebut dan berkata: 'Sungguh hebat (setan) seperti engkau'."
Perceraian sangat disukai oleh iblis dan mereka bersuka cita karenanya. Iblis atau setan akan merasa sangat bangga dengan keberhasilan anak buahnya yang telah menyebabkan terjadinya perceraian.
Dalam kitab tafsir Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan I/61, Syaikh As-Sa’di berkata, “Padahal kecintaan yang terjalin diantara pasangan suami istri (sangatlah kuat) tidak bisa disamakan dengan rasa cinta yang ada pada selain keduanya karena Allah telah berfirman tentang pasangan suami istri وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ((Dan Allah menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang))”.
Di sisi lain, Syaikh Abdullah Ali Bassaam dalam Taudhihul Ahkaam min Bulughil Maram IV/445 pernah berkata perumpamaan cerai dengan pecahnya tulang rusuk merupakan perumpamaan yang sangat baik.