Ahad 21 May 2023 14:51 WIB

Menikmati Pemandian Air Panas Mantikole di Sigi

Objek Wisata Mantikole dapat ditempuh satu jam berkendara dari ibu kota Sulteng.

Sejumlah pengunjung mandi di kawasan wisata permandian alam Mantikole di Desa Mantikole, Sigi, Sulawesi Tengah, Ahad(14/11/2021). Menikmati Pemandian Air Panas Mantikole di Sigi
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah pengunjung mandi di kawasan wisata permandian alam Mantikole di Desa Mantikole, Sigi, Sulawesi Tengah, Ahad(14/11/2021). Menikmati Pemandian Air Panas Mantikole di Sigi

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Berkunjung ke Sulawesi Tengah, tidak lengkap rasanya bagi wisatawan jika tidak mengunjungi kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Palu, Ibu Kota Sulawesi Tengah, yakni Kabupaten Sigi.

Sigi merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang menawarkan beragam objek wisata dengan keindahan alam yang akan memanjakan mata. Para wisatawan yang datang ke kabupaten itu akan merasa menjadi lebih tenang dengan suasana alamnya.

Baca Juga

Berlokasi sekitar 25 kilometer dari Kota Palu, terdapat salah satu tempat wisata yang tidak pernah sepi pengunjung dan juga terkenal di provinsi itu, khususnya bagi para wisatawan lokal, yaitu Objek Wisata Mantikole.

Objek Wisata Mantikole dapat ditempuh dengan lama perjalanan sekitar satu jam dari Ibu Kota Sulawesi Tengah menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Perjalanan menuju objek wisata tersebut terasa menyenangkan dengan akses jalan yang mulus, tanpa gangguan yang berarti. Objek wisata tersebut menawarkan beberapa fasilitas bagi para pengunjung, di antaranya pemandian air panas, kolam renang, serta air terjun yang letaknya tidak jauh dari pusat permandian air panas.

Mantikoleberasal dari Bahasa Suku Kaili Inde, yakni Manti berarti kayu dan Kole berarti sepanggang-sepanggang. Menurut masyarakat setempat, Mantikole berarti kayu sepanggang-sepanggang. Permandian air panas Mantikole konon sudah ada sejak 1980-an.

Kolam permandian air panas itu memiliki suhu hangat dengan kandunganbelerangyang khas dan alami. Air panas yang mengalir bersumber langsung dari mata air kaki gunung. Tempat wisata ini juga dikelilingi oleh pepohonan hijau, sehingga semakin menambah suasana natural dari wisata tersebut.

Namun, nampak juga di beberapa titik, tempat wisata tersebut kurang dipelihara dengan baik. Beberapa tempat fasilitas umum, seperti rumah pondokan telah roboh dengan beberapa kamar mandi yang hancur dan kini tidak lagi difungsikan.

Selain itu, tanaman-tanaman liar juga mulai tumbuh yang akan terlihat mengganggu apabila tetap dibiarkan seperti itu. Meski begitu, beberapa fasilitas umum, seperti kamar mandi, kamar ganti, serta kantin masih tersedia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement