REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah dan ormas Islam Muhammadiyah dalam penentuan awal Syawal 1444 Hijriyah.
Muhammadiyah menentukan awal Syawal atau Hari Raya Idul Fitri pada Jumat, 21 April 2023. Sedangkan Pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023.
Dengan adanya perbedaan ini, maka pelaksanaan puasa sunah Syawal pun menjadi berbeda. Akhir puasa Syawal versi Muhammadiyah jatuh pada Jumat, 19 Mei 2023.
“Terakhir Syawalnya itu sesuai dengan penghitungan awal Syawal kemarin. Berarti yang hari rayanya Jumat, maka tentu tentu menghitungnya mulai Jumat itu,” ujar Ketua Asosiasi Mahad Aly Indonesia (AMALI), KH Nur Hannan saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (18/5/2023).
Sedangkan akhir Syawal versi pemerintah bertepatan pada Sabtu, 20 Mei 2023. Jadi, menurut Kiai Hannan, pada hari esoknya sudah masuk Zulqadah.
“Tapi kalau hari rayanya Sabtu, ya ototmatis menghitung satu Syawalnya hari Sabtu itu. Kalau dihitung Sabtu, maka terakhir Syawal itu 20 Mei nanti Sabtu juga. Jadi tanggal 21 itu sudah masuk pada bulan Zulqadah,” ucap Kiai Hannan.
Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan
Jadi, Umat Islam masih memiliki waktu untuk menyempurnakan puasa Syawal. Puasa sunah ini dianjurkan untuk dilaksanakan selama enam hari pada Syawal dan lebih diutamakan dari tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal.
Dilansir dari laman Muhammadiyah.or.id, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PW Jawa Timur Achmad Zuhdi memaparkan sejumlah hikmah mengerjakan Puasa Syawal.
Pertama, mengerjakan puasa Syawal akan mendapat pahala seperti berpuasa selama satu tahun penuh. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ “Barangsiapa menjalankan puasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa sunah enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun” (HR Muslim).