Selasa 16 May 2023 10:04 WIB

Tiga Macam Orang yang Menuntut Ilmu 

Penting mencari ilmu dengan niat tulus karena Allah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Tiga Macam Orang yang Menuntut Ilmu. Foto:  Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).
Foto:

Ketiga, orang yang ilmunya ditunggangi setan

Yang paling celaka adalah orang berilmu yang dikuasai setan. Maka ilmunya itu dijadikan sebagai alat untuk mengeruk kekayaan dunia semata. Tak hanya itu dia juga suka membangga-banggakan, menyombongkan dirinya dengan banyaknya orang yang mengikuti dan memujanya. Ia menyampaikan ilmunya ke berbagai tempat tanpa semata agar bisa terkenal, kaya, dan nafsu dunianya terpenuhi. Celakanya lagi dia merasa paling mulia dan menjadi ulama yang dekat dengan Allah. Dia berpenampilan menyerupai ulama padahal dirinya bergelimang dunia lahir batinnya. Orang berilmu jenis ini sebagaimana dikatakan nabi disebut ulama suu. Ulama yang suka memutar balikan fatwa, yang memperalat ilmu agama untuk kepentingan dunia dan merasa benar. 

ورجل ثالث استحوذ عليه الشيطان؛ فاتخذ علمه ذريعة إلى التكاثر بالمال، والتفاخر بالجاه، والتعزز بكثرة الأتباع، يدخل بعلمه كل مدخل رجاء أن يقضى من الدنيا وطره،  وهو مع ذلك يضمر في نفسه أنه عند الله بمكانة، لاتسامه بسمة العلماء، وترسمه برسومهم في الزى والمنطق، مع تكالبه على الدنيا ظاهرا وباطنا فهذا من الهالكين، ومن الحمقى المغرورين؛ إذ الرجاء منقطع عن توبته لظنه أنه من المحسنين، وهو غافل عن قوله تعالى (يَأيُها الَّذين آمنوا لِمَ تَقولونَ مالا تَفعَلون) . وهو ممن قال فيهم رسول الله: (أنا من غير الدجال أخوف عليكم من الدجال) فقيل: وما هو يارسول الله؟، فقال: (علماء السوء

Orang yang ketiga, setan menguasainya maka menjadikan ilmunya sebagai alat untuk memperbanyak harta. Dan untuk berbangga-banggaan dengan pangkat. Dan bersombong-sombongan dengan banyaknya pengikutnya. Dia masuk dengan ilmunya kepada setiap pintu masuk, karena berharap bisa memenuhi keduniaan hajat nafsunya. Sudah seperti itu dia masih menyimpan perasaan bahwa dia memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah, karena dia bergelar dengan gelarnya ulama, dan berpenampilan seperti penampilannya ulama, dalam pakaiannya dalam ucapannya, serta bergelimang dunia zahir dan batinnya. Maka dia orang yang celaka, orang yang dungu, karena harapan bertobatnya terputus, karena prasangka dia bahwa dia dari golongan orang yang baik. Dia lalai firman Allah: Wahai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan perkara yang tak kalian lakukan”, ia termasuk orang yang Rasulullah bersabda tentang mereka: “ada selain Dajjal, yang saya lebih khawatirkan menghancurkan kalian selain dajjal , lalu dikatakan apa itu wahai Rasulullah, beliau bersabda: “yaitu ulama’ jahat”.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement