Senin 08 May 2023 03:42 WIB

Kepiawaian Politik Muawiyah di Mata Buya Hamka

Buya Hamka mencatat tentang kiprah politik Muawiyah.

 Kepiawaian Politik Muawiyah di Mata Buya Hamka. Foto: Tafsir Al Azhar Buya Hamka
Foto:

Untuk diketahui, Muawiyah bin Abu Sufyan adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang lahir lahir empat tahun menjelang Rasulullah menjalankan dakwah di kota Makkah. Riwayat lain menyebutkan ia lahir dua tahun sebelum diutusnya Muhammad SAW menjadi Nabi.

Sejumlah riwayat menyatakan bahwa Muawiyah memeluk Islam bersama ayahnya, Abu Sufyan bin Harb dan ibunya Hindun binti Utbah saat Fathu Makkah. Namun riwayat lain menyebutkan, Muawiyah masuk Islam pada peristiwa Umrah Qadha’ namun menyembunyikan keislamannya sampai terjadinya Fathu Makkah.

Di masa Nabi Muhammad, Muawiyah diangkat sebagai salah seorang pencatat wahyu setelah bermusyawarah dengan Malaikat Jibril. “Ambillah dia sebagai penulis wahyu karena dia jujur,” kata Jibril.

Pada masa Khulafaur Rasyidin, Muawiyah ditugaskan menjadi salah seorang panglima perang di bawah komando utama Abu Ubaidah bin Jarrah. Umat Islam berhasil  menaklukkan Palestina, Syria (Suriah), dan  Mesir dari tangan Imperium Romawi Timur. Sejumlah kemenangan ini terjadi pada masa pemerintahan sahabat Nabi, Umar bin Khattab.

Ketika sahabat Nabi, Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah menggantikan Umar, Muawiyah ditugaskan sebagai gubernur untuk wilayah Syria dan Palestina yang berkedudukan di Damaskus menggantikan Gubernur Abu Ubaidah bin Jarrah.

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terjadi beberapa konflik antara kaum Muslimin. Di antaranya Perang Shiffin. Perang yang terjadi antara Ali dan Muawiyah ini berakhir dengan perdamaian di kedua belah pihak.

Ketika Khalifah Ali terbunuh, kaum Muslimin sempat mengangkat putranya, Hasan bin Ali. Namun melihat keadaan yang tidak menentu, setelah tiga bulan, akhirnya Hasan mengundurkan diri dan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah.

Muawiyah merupakan sahabat Nabi yang telah banyak memberikan sumbangan untuk Islam. Dia ikut di berbagai peperangan, baik di masa Nabi Muhammad atau Khulafaur Rasyidin.

Muawiyah juga tak lepas dari kritik. Hal itu wajar mengingat ia adalah manusia biasa. Namun, semua itu tidak mengurangi keutamaannya sebagai sahabat, bahkan masih terbilang keluarga dekat Rasulullah dan ia juga dijuluki paman kaum Mukmin karena saudarinya ada yang menjadi istri Nabi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement