REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dan cendekiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M), berpesan kepada umat Islam agar hidup hemat dan merasa cukup atas hasil yang telah diusahakan, serta menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.
“Risalah ini menganjurkan agar hidup hemat dan qana’ah, sekaligus memperingatkan akan bahaya hidup berlebihan dan boros,” kata Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul Al-Lamaat terbitan Risalah Nur Press halaman 267.
Dia pun mengutip firman Allah SWT yang berbunyi:
وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ
“…Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan...” (QS Al-A'raf [7] :31)
Nursi menjelaskan, ayat Alquran di atas memberikan sebuah pelajaran yang sangat penting dan petunjuk yang sangat bijak, dalam bentuk perintah, untuk hidup hemat, sekaligus secara tegas melarang hidup berlebihan.
Lebih lanjutnya, Nursi menyampaikan bahwa Allah Sang Pencipta Yang Maha Pengasih meminta manusia untuk bersyukur atas berbagai karunia yang diberikan kepadanya. Hidup boros dan berlebihan merupakan sikap yang berlawanan dengan rasa syukur serta merupakan sikap yang meremehkan nikmat tadi.
Sementara, menurut Nursi, hidup hemat adalah wujud penghormatan atasnya. “Ya, hidup hemat adalah wujud rasa syukur yang bersifat maknawi. Ia merupakan bentuk penghormatan terhadap rahmat Ilahi yang tersimpan dalam karunia dan kebaikan-Nya,” jelas Nursi menjelaskan.
Selain itu, menurut Nursi, hidup hemat juga merupakan penyebab keberkahan yang bersifat pasti, sumber kesehatan jasmani layaknya diet, sarana kehormatan yang menyelamatkan manusia dari kehinaan meminta-minta, sarana utama agar kita bisa merasakan kelezatan yang terdapat dalam berbagai nikmat, serta menjadi perantara agar kita bisa mencicipi segala kenikmatan yang tersembunyi dalam karunia yang tampaknya tidak nikmat.
“Karena hidup boros dan berlebihan berlawanan dengan hikmah-hikmah di atas, maka ia memberikan dampak-dampak yang buruk,” katanya.