REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan sudah berlalu. Bulan yang menggembleng umat Islam untuk berkarakter mulia itu menyisakan kenangan dan legasi ibadah. Banyak orang merindukan Ramadhan. Apa tanda orang lulus digembleng selama Ramadhan?
Rektor sekaligus Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Burhanuddin Umar Lubis menyampaikan indikator suksesnya ibadah Ramadhan dan keberhasilan meraih kemenangan di Idul Fitri adalah peningkatan ketakwaan seseorang.
Dengan ketakwaan itu, mereka dapat menjadi manusia yang lebih mawas diri, tekun, teliti, dan bertanggung jawab atau menjadi insan kamil yang memahami dengan baik tujuan keberadaan manusia di dunia. Oleh karena itu, lanjut dia, ibadah Ramadhan bukan hanya ditujukan untuk menghadirkan kepuasan spiritual pribadi, melainkan juga untuk memperbaiki hubungan sosial.
"Ibadah puasa di bulan Ramadhan bukan hanya ibadah mahdhah (hubungan antara manusia dan Tuhan), melainkan juga ibadah sosial, yaitu banyak silaturahim, sedekah, zakat, dan infak yang diberikan kepada yang membutuhkan," ujar dia dalam keterangannya pada Senin (1/5/2023).
Manfaatkan idul fitri
Pihaknya mengajak umat Islam di Tanah Air agar memanfaatkan momentum Idul Fitri 1444 Hijriah untuk menjaga perdamaian, kerukunan, dan persatuan.
Menurut Amany, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, sejatinya Idul Fitri memberikan peluang yang besar bagi untuk menjaga perdamaian, kerukunan, dan persatuan karena semua umat Islam saling memaafkan kesalahan dan polemik yang sempat terjadi.
"Idul Fitri sangat besar peluangnya untuk kita menjaga perdamaian, kerukunan, persatuan. Dengan semua nilai-nilai yang sudah kita raih selama Ramadhan (nilai untuk mendorong memperbaiki diri dan hubungan dengan Tuhan serta sesama manusia), kita wujudkan kebahagiaan itu di Idul Fitri," kata dia.
Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa Idul Fitri identik dengan kemenangan atas selesainya misi spiritual di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, umat Islam disunahkan untuk saling mengucapkan selamat berakhirnya Ramadhan.
Amany mengatakan ucapan tersebut merupakan syiar umat Islam yang juga dapat disampaikan kepada pihak non-Muslim. Di momentum Idul Fitri, lanjut dia, semua umat manusia dapat bersilaturahim dan saling memaafkan.
"Kita selalu diingatkan bahwa silaturahim akan memperpanjang umur, menambah rezeki dan juga mempererat hubungan sosial. Hubungan politik pun dapat menjadi stabil dengan adanya niat untuk bersatu. Kita tidak boleh terpecah belah antarumat," ujar dia.
Ke depannya, ia berharap semangat Idul Fitri dan silaturahim antaranak bangsa itu dapat mewujudkan Indonesia yang sejahtera, damai, dan harmoni. Momentum Pemilu 2024 pun, tambah dia, perlu disikapi dengan semangat mengedepankan kemaslahatan bangsa.
Amany mengingatkan para politikus yang berjuang harus serius mengedepankan program untuk kesejahteraan bangsa. Dengan demikian, menurut dia, kedewasaan masyarakat Indonesia dalam berdemokrasi akan terwujud.
"Yang berpolitik, bertanggung jawab atas rencana program kerjanya supaya betul-betul dapat membangun negeri ini. Demokrasi yang sudah dinikmati oleh bangsa Indonesia selama ini harus kita rawat dengan menjaga stabilitas bangsa dan dengan terus merajut secara berkesinambungan jembatan atau silaturahim yang ada di Indonesia," ujar dia.