REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Bulan Syawal disebut-sebut sebagai bulan favorit yang sering dijadikan waktu untuk menikah. Hal ini terutama untuk sebagian umat Muslim di Indonesia.
Salah satu bukti yang muncul adalah jumlah pernikahan di wilayah Aceh selama Syawal. KUA Kecamatan Susoh di Kabupaten Aceh Barat Daya, mengungkapkan, hampir di semua KUA di wilayah Aceh mengalami peningkatan angka pernikahan saat memasuki bulan Syawal. Bagi masyarakat Aceh, Syawal dianggap sebagai bulan yang baik untuk menikah.
Lalu dalam Islam, apakah Syawal termasuk bulan baik untuk menikah? Kemudian apakah semua daerah di Indonesia menganggap hal sama dengan masyarakat di Aceh?
Kepala KUA Gondanglegi, Kabupaten Malang, Muhammad Mursyid mengatakan, Syawal diketahui sebagai bulan bermaaf-maafan. Hal ini karena waktunya bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. "Barangkali katanya orang Jawa mau kecipratan berkahnya," kata Mursyid saat dihubungi Republika.
Berbeda dengan Aceh, masyarakat Malang justru lebih memilih Dzulhijjah sebagai bulan favoritnya untuk menikah. Hal ini karena bersamaan dengan perayaan Idul Adha. Menurut Mursyid, semua wilayah di Kabupaten Malang termasuk masyarakat Gondanglegi lebih memilih menikah pada bulan tersebut.
Khusus di Gondanglegi, kata Mursyid, Dzulhijjah dan ba'da Mulud (Rabi'ul Akhir) biasanya selalu ramai masyarakat yang mendaftar pernikahan. Jumlahnya dapat berbeda jauh dengan bulan-bulan sebelumnya. "Itu bisa di atas 100 pasangan," jelasnya.
Menurut Mursyid, rata-rata pendaftar yang menikah di Gondanglegi pada bulan lainnya selalu di bawah 50 pasangan. Hal ini termasuk jumlah pendaftar pernikahan selama bulan Syawal. Bahkan, khusus Syawal tahun ini hanya 15 pasangan yang mendaftar pernikahan di KUA kecamatannya.