Ahad 30 Apr 2023 03:40 WIB

Kisah Ibnu Sina Ingin Sembelih Pangeran yang Sakit

Sebuah penyakit tidak hanya disebabkan faktor raga manusia, tapi juga mental.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi. Kisah Ibnu Sina Ingin Sembelih Pangeran yang Sakit
Foto: Mgrol120
Ilustrasi. Kisah Ibnu Sina Ingin Sembelih Pangeran yang Sakit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika, pangeran muda di sebuah kerajaan mengidap penyakit yang aneh. Selama mengidap penyakit ini, ia sama sekali enggan makan.

Ia hanya meminta kepada siapa pun yang ada di dekatnya untuk sesegera mungkin menggorok lehernya. Ia merasa seperti seekor sapi.

Baca Juga

Dalam pengantar buku Psikologi Islam: Rujukan Utama Ilmu Psikologi Dunia terbitan TuROS diceritakan, pangeran muda yang merasa dirinya sapi pedaging tersebut ingin cepat-cepat mengakhiri ini hidupnya, "Sembelih aku! Kalian bisa membuat sup yang nikmat dari dagingku,” seru sang pangeran berulang kali.

Sudah banyak dokter yang dipanggil untuk mengobatinya, tapi hasilnya tetap nihil. Hingga suatu hari, salah satu pejabat istana mengusulkan kepada sang raja untuk mempercayakan pengobatan putranya kepada Ibnu Sina. Raja pun setuju, Ibnu Sina kemudian datang ke istana. 

Pangeran sangat senang dengan kabar kedatangan Ibnu Sina dan sangat menunggunya. Sebab, sebelumnya Ibnu Sina telah berpesan ke utusan raja untuk disampaikan kepada pangeran bahwa kedatangannya adalah untuk menyembelihnya.

Setelah sampai di istana, Ibnu Sina memberikan tali kepada dua orang untuk membantu mengikat kedua lengan dan kaki sang pangeran. Ibnu Sina lalu datang menghampiri pangeran muda dengan penampilan mirip tukang jagal sambil menenteng golok.

Ibnu Sina kemudian berbisik di telinga pangeran, “Oh, sapi ini kurus sekali. Tidak layak sama sekali untuk disembelih. Beri dia makan dulu sampai dia gemuk.”

Asy-Syaikh ar-Rais ini kemudian beranjak dari tempat tersebut dan meminta pegawai istana untuk melepaskan tali yang menjerat kaki dan tangan pangeran. Mereka kemudian memberikan makan. Anak muda yang telah lama tidak mau makan ini langsung menyantap makanan yang ada di hadapannya dengan lahap dan girang dengan motivasi agar cepat gemuk lalu disembelih.

Pelajaran penting dari kisah Ibnu di atas adalah bahwa sebuah penyakit muncul tidak hanya disebabkan faktor raga manusia, tapi juga bisa dikarenakan kondisi jiwa (mental). Berkat penemuannya ini, Ibnu Sina kemudian dikukuhkan sebagai pelopor ilmu kedokteran eksperimental dan ilmu psikologi sosial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement