Jumat 28 Apr 2023 13:50 WIB

5 Faedah Puasa Syawal, Ganjaran Puasa Setahun

Puasa Syawal merupakan sunnah Rasulullah

Rep: Rossi Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Serba-serbi Puasa Syawal
Foto:

3. Tanda diterimanya puasa Ramadhan.

Melakukan puasa Syawal merupakan tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima amalan seorang hamba, Dia akan menunjuki pada amalan saleh selanjutnya. Jika Allah menerima amalan puasa Ramadhan, Allah akan tunjuki untuk melakukan amalan saleh lainnya, di antaranya puasa enam hari pada bulan Syawal. (Lathaif Al-Ma’arif).

Renungkanlah, bagaimana lagi jika seseorang hanya rajin shalat di bulan Ramadhan (rajin shalat musiman). Akan tetapi, setelah Ramadhan shalat lima waktu begitu dilalaikan, pantaskah amalan orang tersebut di bulan Ramadhan diterima?

Dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah Li Al-Buhuts Al-’Ilmiyyah wa Al-Ifta’ (Komisi Fatwa Saudi Arabia) menyatakan, “Adapun orang yang melakukan puasa Ramadhan dan mengerjakan shalat hanya di bulan Ramadhan saja, orang seperti ini berarti telah melecehkan agama Allah. (Sebagian salaf mengatakan), “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah) hanya pada bulan Ramadhan saja.”  

Oleh karena itu, tidak sah puasa seseorang yang tidak melaksanakan shalat di luar bulan Ramadhan. Bahkan orang seperti ini (yang meninggalkan shalat) dinilai kafir dan telah melakukan kufur akbar, walaupun orang ini tidak menentang kewajiban shalat. Orang seperti ini tetap dianggap kafir menurut pendapat ulama yang paling kuat.” Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-‘Ilmiyyah wa Al-Ifta’.

4. Puasa Syawal Sebagai Bentuk Rasa Syukur

Nikmat apakah yang disyukuri? Yaitu nikmat ampunan dosa yang begitu banyak di bulan Ramadhan. Bukankah kita telah ketahui bahwa melalui amalan puasa dan shalat malam selama sebulan penuh adalah sebab datangnya ampunan Allah, begitu pula dengan amalan menghidupkan malam Lailatul Qadar di akhir-akhir bulan Ramadhan. 

Ibnu Rajab Rahimahullah mengatakan, “Tidak ada nikmat yang lebih besar dari anugerah pengampunan dosa dari Allah” (Lathaif Al-Ma’arif).

Sampai-sampai Nabi Muhammad SAW pun yang telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang banyak melakukan shalat malam. Ini semua beliau lakukan dalam rangka bersyukur atas nikmat pengampunan dosa yang Allah berikan.  

‘Aisyah mengatakan, “Mengapa engkau melakukan seperti ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan akan datang?” Beliau lantas mengatakan, “Tidakkah pantas aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari, no. 4837).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement