Jumat 28 Apr 2023 06:02 WIB

Ini yang Terjadi Beberapa Saat Ketika Para Pemuda Ashabul Kahfi Bangun dari Tidur Mereka

Allah SWT menjaga para Ashabul Kahfi yang bersembunyi di gua

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania (ilustrasi). Allah SWT menjaga para Ashabul Kahfi yang bersembunyi di gua
Foto:

Dia hanya bisa berdoa semoga sanak familinya yang beriman selamat dan tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan dirinya. 

Yang terpenting sekarang, membeli makanan halal di pasar untuk segera diantarkan pada para sahabatnya yang menunggu di dalam gua. 

Alangkah terkejutnya utusan ini begitu menyadari perubahan yang mencolok dari kota tempat tinggalnya. Tidak ada lagi gerbang Kota Ephesus yang dihiasi ornamen dewa-dewi Romawi. 

Bahkan, hiasan yang dijumpainya adalah puji-pujian terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Sungguh mengherankan! Hanya dalam semalam atau beberapa hari negeri yang dipimpin Daqyanus sudah meninggalkan perbuatan menyembah berhala! 

Pasar yang selama ini diketahuinya telah berubah drastis. Bukan hanya kios-kios yang tidak sesuai dengan letaknya semula, tetapi juga mereka yang ada di dalamnya. Tidak ada satu pun wajah para pengunjung dan pedagang yang dikenalnya. Orang-orang juga mulai melihatnya aneh. Mungkin karena pakaian yang dikenakannya. 

Persoalan mulai muncul ketika utusan ini membayar barang yang dibelinya. Si penjual terperanjat begitu melihat uang perak yang diterimanya. Seketika dia menolak uang itu karena sudah lama tidak laku. 

Bahkan, dia menuduh utusan Ashabul Kahfi ini sedang menipunya. Keributan di depan kios itu membuat beberapa petugas kerajaan mendekat. Mereka kemudian menangkap utusan tersebut. 

Setelah diinterogasi, utusan itu pun menceritakan siapa dirinya dan kawan-kawannya yang sedang menunggu di dalam gua. 

Keterangannya membuat takjub para petugas dan menteri kerajaan. Dia pun diberi tahu bahwa Daqyanus sudah meninggal ratusan tahun silam. Kini, negeri itu dipimpin Theodosius yang beriman pada ajaran Nabi Isa AS. 

Tersiarlah berita tentang orang-orang saleh penghuni gua bangkit lagi setelah tiga abad ditinggalkan. Orang-orang mulai berbondong-bondong menghampiri gunung tempat bersemayamnya gua Ashabul Kahfi. 

Mereka begitu bersemangat untuk menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Sementara itu, utusan yang tadi ditugaskan pergi ke pasar telah kembali bersama para sahabatnya di dalam gua. 

Lautan massa memberi jalan kepada arak-arakan Theodosius, yang hampir sampai di lokasi Ashabul Kahfi. Ketika akan memasuki gua tersebut, sang raja melihat para penghuni gua sedang tidur lelap.

Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel  

Pada saat itulah, Allah SWT mencabut nyawa pemuda-pemuda tersebut. Semuanya meninggal dunia dengan tenang, termasuk utusan yang sebelumnya turun ke pusat kota untuk membeli makanan dan bahkan anjing yang selama ini menjaga pintu gua itu.

Setelah itu, muncul perselisihan di antara para petinggi kerajaan tentang keputusan selanjutnya. Apakah gua itu akan dibiarkan begitu saja? Bagaimana cara terbaik untuk mengenang orangorang saleh itu? 

Sebagian mereka meminta agar gua tersebut ditutup saja dan ditandai plakat biasa yang sebatas menandakan peristiwa historis tersebut. Sebagian yang lain malah mendesak sang raja agar mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas gua itu. 

Buya HAMKA mengutip pendapat Ibnu Jarir, yang mengatakan di dalam tafsirnya, orang-orang yang mengajukan permintaan pertama cenderung memelihara ajaran tauhid semurni-murninya. Sementara itu, mereka yang ingin mendirikan kuil di atasnya sudah terkontaminasi ajaran musyrik.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement