Shalahuddin Al-Ayubi terkenal sangat toleransi dalam memperlakukan tawanan dan tahanan. Dia memberikan rasa aman kepada mereka yang menginginkannya.
Bahkan, Shalahuddin Al-Ayubi menugaskan beberapa personel kepolisian supaya berkeliling di jalan raya untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap orang-orang Nasrani. Shalahuddin Al-Ayubi pernah menyuruh bawahannya mencari anak laki-laki dari seorang perempuan Nasrani.
Penyebabnya adalah karena perempuan tersebut menuduh pasukan Islam menculiknya. Setelah anak tersebut ditemukan, pasukan Shalahuddin Al-Ayubi mengantarkan anak itu kepada ibunya.
Walaupun segudang keperkasaan yang ia miliki, hati dan jiwa Shalahuddin Al-Ayubi tetap lembut. Ia adalah ahli politik dan perang berwawasan luas serta rendah hati. Shalahuddin Al-Ayubi juga hafal Alquran, belajar baca tulis, hadis, fiqih bahasa Arab, kedokteran dan nasab orang-orang Arab. Pada 589 Hijriyah, Shalahuddin Al-Ayubi meninggal dunia di Damaskus dalam usia 58 tahun.
Dirangkum dari buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Achmad Faozan serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.