Sabtu 01 Apr 2023 12:30 WIB

Wakaf Salman dan AFKN Jalin Komitmen Dakwah Bangun Masjid di Kawasan Indonesia Timur

Wakaf Salman dan AFKN berkolaborasi dalam program pengembangan masjid-masjid.

 Direktur Wakaf Salman Ir. Hari Utomo, MBA (kiri) dan Presiden AFKN KH. Fadzlan Rabbani Garamatan (kanan), usai menandatangani Komitmen Bersama untuk Inonesia Timur. Penandatangan dilakukan dalam Kajian “Inspirasi Ramadhan” (Irama) menjelang berbuka puasa di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/03/2023).
Foto: Dok AFKN
Direktur Wakaf Salman Ir. Hari Utomo, MBA (kiri) dan Presiden AFKN KH. Fadzlan Rabbani Garamatan (kanan), usai menandatangani Komitmen Bersama untuk Inonesia Timur. Penandatangan dilakukan dalam Kajian “Inspirasi Ramadhan” (Irama) menjelang berbuka puasa di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/03/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertepatan dengan momentum peringatan “80 Tahun Hijriyah Kemerdekaan RI”, pada 9 Ramadhan 1444 H, Lembaga Wakaf Salman dan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) menyepakati kerjasama dakwah dalam bentuk "Komitmen Bersama untuk Indonesia Timur".

Komitmen kerjasama dakwah itu, pada Jum’at (31/3/2023), ditandatangani langsung Direktur Wakaf Salman Ir. Hari Utomo, MBA dan Presiden AFKN KH. Fadzlan Rabbani Garamatan. Penandatanganan dilakukan sesuai kajian “Inspirasi Ramadhan” (Irama) yang digelar menjelang berbuka puasa bersama di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga

Dengan kolaborasi dakwah ini, Hari Utomo merasa bangga Wakaf Salman bisa mendampingi dan mendukung gerak langkah dakwah Presiden AFKN Ustaz Fadzlan Garamatan.

“Kami melihat AFKN ini sebagai lembaga dakwah yang sudah cukup lama konsisten dan terus-menerus dalam berkhidmat untuk saudara-saudara kami di Papua. Menurut kami, AFKN adalah lembaga terbaik untuk bisa kami ajak berkolaborasi dalam program pengembangan masjid-masjid dan infrastruktur pendidikan di wilayah Indonesia Timur,” jelasnya.

Selain pembangunan masjid di wilayah pedalaman, Hari Utomo menambahkan, pihaknya juga akan mendukung pendanaan wakaf untuk pengingkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia.  “Karena bagaimanapun juga, jika kita ingin merubah suatu kaum, memang kita harus membangun infrastruktur dan sistem pendidikannya,” imbuhnya.

Sementara untuk durasi kerjasama dakwah untuk Indonesia Timur ini, direncanakan Wakaf Salman untuk jangka waktu hingga tiga tahun ke depan sejak Ramadhan tahun ini.“Insyaa Allah kolaborasi dakwah ini dapat kami perpanjang, jika kebermanfaatannya terhadap umat ternyata cukup besar,” tandas Hari Utomo.

Presiden AFKN Ust. Fadzlan Garamatan menyambut baik program “Komitmen Bersama untuk Indonesia Timur” ini. Bagi AFKN, tambahnya, Wakaf Salman ini merupakan lembaga wakaf pertama berbasis masjid kampus, yang berkolabirasi denga pihaknya dalam gerak dakwah di Indonesia Timur.

“Bagi saya, ini adalah sebuah energi baru dalam dakwah pedalaman untuk menanamkan kecintaan masyarakat pedalaman kepada NKRI. Apalagi kerjasama ini dilakukan bertepatan dengan peringatan 80 Tahun Hijriyah Kemerdekaan RI, 9 Ramadhan 1444 H,” ungkap Ust. Fadzlan Garamatan.

Menurutnya, dengan program kerjasama dakwah ini, ia berharap kepercayaan umat melalui AFKN dan Wakaf Salman menjadi energi baru bagi umat.

“Karena program Wakaf Salman ini, memang sedang ditunggu-tunggu oleh masyakat Indonesia Timur, khususnya Irian Jaya.

Tentang rencana dimulainya kerjasama ini, Ust. Fadzlan Garamatan yang juga Pimpinan Ponpes Nuu Waar menejaskan, akan dilakukan dalam waktu dekat, meski secara bertahap. “Insyaa Allah sudah dapat kami mulai setelah Ramadhan dan Idhul Fitri 1444 H ini,” katanya.

Untuk rencana pembangunan masjidnya, ungkap UstazFadzlan Garamatan, yang menjadi prioritas di Kabupaten Sorong Selatan, seperti di Kampung Korewatara, Migori, dan Negeri Besar (Nebes), Distrik Kokoda, Kab. Sorong Selatan, Papua Barat Daya.

“Kami pilih daerah ini, karena kampung-kampung di wilayah Selatan ‘Kepala Burung’ Papua Barat ini, jarak tempuhnya dari Kota Sorong bisa sampai 3-4 hari perjalanan darat. Karena belum ada jalan darat yang memadai di sana,” ujar Ust. Fadzlan Garamatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement