“Persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,” kata Khalid.
“Kalau ada yang tidak menerima seruan itu?” tanya George. “Jizyah menjamin mereka,” kata Khalid menjawab.
“Bagaimana kalau mereka tetap tidak mau (membayar jizyah)?” tanya George lagi.
“Kami akan perangi mereka.”
“Bagaimana kedudukan orang-orang yang menerima seruan kalian?” usut George.
“Sama (setara) dalam kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan kepada kami. Tidak ada perbedaan kewajiban antara orang yang mulia atau yang biasa, baik yang lebih dahulu (memeluk Islam) ataupun yang belakangan,” kata Khalid.
“Apakah orang yang hari ini memeluk Islam akan sama derajat dan ganjarannya?” selidik George. Ya, atau bahkan bisa lebih utama.”
“Bagaimana mungkin? Bukankah kalian lebih dahulu memeluk Islam?” tanya George.
“Kami memeluk Islam dan berbaiat kepada Nabi pada saat kami menjumpainya. Adapun kalian belum pernah menjumpai Nabi dan apa-apa yang kami jumpai bersamanya. Kalau memeluk Islam dengan tulus dan sebenar-benarnya, insya Allah kalian akan lebih baik dari kami, kata Khalid. Tidakkah engkau sedang berpura-pura kepadaku? kata George keheranan.
“Demi Allah, aku telah berucap jujur padamu. Aku tidak punya kepentingan apa pun denganmu atau salah seorang dari kalian. Cukuplah Allah menjadi saksi atas apa yang aku sampaikan ke padamu.”
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah
Untuk beberapa lama, George pun terdiam. Sejurus kemudian, dia berkata sambil menatap tajam lawan bicaranya. “Engkau telah berkata jujur kepadaku. Maka, ajarkanlah aku tentang Islam.”
Khalid lantas mengajaknya masuk ke tendanya. Kepada George, disediakan air untuk bersuci. Setelah itu, komandan kebanggaan Khalifah Umar bin Khattab itu membimbingnya untuk melafalkan dua kalimat syahadat.
Sejak itu, George resmi menjadi seorang Muslim. Dia lantas diajarkan berwudhu dan melakukan sholat dua rakaat.
Kalau sebelumnya George berhadapan dengan Khalid, kini dia berada di sisi sang panglima Muslim. Keduanya sama-sama berjuang memerangi pasukan Bizantium. Dalam perang itu, bekas komandan Romawi ini menderita luka parah. Akhirnya, dia gugur di medan Yarmuk.