Sabtu 25 Mar 2023 12:00 WIB

Ibnu Sina, Pakar Kedokteran Muslim yang Mengilhami Dunia Medis Modern dan Ilmuwan Barat

Ibnu Sina mengarang sejumlah mahakarya di bidang medis yang menginspirasi

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Sina (ilustrasi). Ibnu Sina mengarang sejumlah mahakarya di bidang medis yang menginspirasi
Foto: salem-news.com
Ibnu Sina (ilustrasi). Ibnu Sina mengarang sejumlah mahakarya di bidang medis yang menginspirasi

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Ibnu Sina merupakan seorang ilmuwan, pakar medis Muslim, ahli filsafat, teologi, dan yurisprudensi. Ibnu Sina atau yang dikenal sebagai Avicenna, merupakan bapak kedokteran modern awal yang pertama kali mengajarkan metode karantina untuk pencegahan penyakit menular. 

Teknik karantina yang kita pakai saat pandemi Covid-19, telah dipraktikkan Ibnu Sina seribu tahun lalu untuk mengatasi wabah penyakit menular dan penularan dari manusia ke manusia.  

Baca Juga

Ibnu Sina merupakan salah satu pemikir besar Muslim abad pertengahan yang memasuki Kanon Barat. 

Nama Ibnu Sina disebutkan dalam mahakarya Dante, The Divine Comedy, potretnya ada di sejumlah sekolah kedokteran terbaik Eropa, dan sebuah kawah di bulan dinamai menurut namanya. 

Ibnu Sina mungkin terkenal karena karyanya The Canon of Medicine. Diterbitkan pada 1025, teks tersebut merinci bagaimana karantina 40 hari adalah kunci untuk memperlambat dan melemahkan penyebaran infeksi menular.  

Buku itu akan menjadi salah satu teks penting kedokteran awal dan digunakan sebagai salah satu buku inti disiplin selama lebih dari 600 tahun.  

Canon of Medicine dibagi menjadi lima buku. Satu-satunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah yang pertama, yang menangani prinsip-prinsip medis dan fisiologis dasar serta anatomi, rejimen, dan prosedur terapi umum. 

Buku kedua membahas zat medis, disusun menurut abjad, dan sifat-sifatnya yang tersedia, sedangkan buku ketiga berfokus pada diagnosis dan pengobatan penyakit khusus untuk satu bagian tubuh 

Buku keempat menangani kondisi yang tidak spesifik pada satu bagian tubuh, seperti gigitan beracun dan obesitas. Dan terakhir, buku kelima adalah formularium obat majemuk.  

Karya-karya Ibnu Sina telah menginspirasi para ilmuwan sepanjang zaman. Meskipun umat Islam meyakini bahwa Ibnu Sina menulis lebih dari 450 buku, namun hanya sekitar 240 buku yang selamat dan ada lebih dari 40 manuskripnya terkait dengan kedokteran.  

Selain The Canon of Medicine , mahakaryanya yang lain, The Book of Healing adalah ensiklopedia sains, agama, dan filsafat. 

Ibnu Sina adalah penemu bagaimana kuman menyebabkan penyakit untuk pertama kalinya. Dia menjelaskan bagaimana manusia mengembangkan penyakit kuning dan infeksi bakteri serius seperti charbon.  

Dengan menggunakan teknik sedasi, ia berhasil menyembuhkan beberapa penyakit dalam yang mengancam jiwa. Ibnu Sina juga menemukan metode diagnosis diabetes dengan mengukur kadar gula dalam sampel urin.  

Ibnu Sina berpendapat bahwa jiwa dan raga adalah dua bijih yang dapat tertular penyakit berdasarkan ciri khasnya dan memeriksa pasiennya berdasarkan beberapa detail seperti usia, tipe tubuh, jenis nutrisi, dan gaya hidup.  

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Dia menggunakan beberapa metode untuk memeriksa apakah hati atau limpa pasien normal atau tidak, hanya dengan menggunakan tangan kosong. 

Dia juga memainkan peran kunci dalam memisahkan dua pemikiran sirkulasi sistemik dan mikrosirkulasi, membawanya ke gagasan bahwa kuman adalah pembawa utama penyakit.  

Kesimpulan ini sangat penting dan membantu Louis Pasteur, hampir seribu tahun kemudian, untuk mengembangkan teori kumannya.  

Buku Penyembuhan Ibnu Sina membantu mengembangkan pemahaman kedokteran Barat, sementara psikologi dan teori pengetahuannya memengaruhi William dari Auvergne, Uskup Paris dan Albertus Magnus. Pemikirannya tentang metafisika mempengaruhi Thomas Aquinas. 

Seorang Muslim yang taat, Ibnu Sina berusaha mendamaikan filsafat rasional dengan teologi Islam. Target utamanya adalah membuktikan keberadaan Allah SWT (Tuhan) dan penciptaan alam semesta secara ilmiah dengan menggunakan retorika yang masuk akal dan logis. Pengaruhnya terhadap sekolah Islam terlihat hingga abad ke-19.  

 

Sumber: newarab    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement