Senin 20 Mar 2023 16:55 WIB

Kisah Lengkap Imam Ahmad bin Hambal Disiksa Khalifah

Imam Ahmad bin Hambal terus melakukan aksi penolakan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Kisah Lengkap Imam Ahmad bin Hambal Disiksa Khalifah. Foto:  Sanad Imam Ahmad bin Hanbal
Foto:

Mereka terdiam satu sama lain, namun memendam amarah kepada Imam Ahmad. Sehingga memutuskan untuk menyiksa Imam Ahmad.

Imam Ahmad mengatakan, "Ya Amirul Mukminin, sesungguhnya Rasulullah bersabda tidak halal darah seorang Muslim yang bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah."

"Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mengucapkan tidak ada Tuhan selain Allah, kalau mengucapkannya maka haramlah bagiku darah dan hartanya," kata Imam Ahmad.

Pengikut Al-Mu'tashim mengatakan bahwa yang dikatakan Imam Ahmad ini kelewatan wahai khalifah. "Biarkan kami menghukumnya."

Imam Ahmad bercerita, para pengikut Al-Mu'tashim memukuli saya hingga tidak sadarkan diri. Setelah ciuman saya mendengar khalifah mengajakku untuk mengikuti paham mereka. Tapi saya kembali menolak, pada saat itu juga pukulan demi pukulan penghujani tubuhku sehingga saya terjatuh pingsan untuk kesekian kalinya dalam kondisi tak sadarkan diri ini, saya dilepas, saya tidak tahu ada di mana.

Ketika sadar, saya berada di sebuah rumah milik Ibrahim dan kakiku sudah tidak dirantai lagi. Hari itu adalah tanggal 25 Ramadhan tahun 221 Hijriyah. Ketika dibawa ke rumah Ibrahim, Imam Ahmad tetap menyempurnakan puasa walaupun tuan rumah menyuruh untuk membatalkan puasa karena kondisinya yang sangat lemah.

Diceritakan ketika disiksa oleh pengikut khalifah, pakaian Imam Ahmad robek sampai terbuka auratnya. Kemudian memohon kepada Allah, "Wahai Dzat tempat hamba meratap, jika Engkau mengetahui saya membela kebenaran janganlah Engkau menyiksaku karena saya tidak menutup aurat."

Seketika atas izin Allah pakai Imam Ahmad kembali menutup aurat seperti sediakala. Pukulan dan cambukan yang melukai tubuhnya tidak kurang dari 80 deraan yang menyakitkan.

Pada akhirnya Al-Mu'tashim menyesal dan mengakui kesalahannya dan mendoakan kesembuhan untuk Imam Ahmad.

Semua orang Islam dan khalifah berbahagia setelah kondisinya sehat. Walaupun kedua ibu jari Imam Ahmad tetap cacat sebagai saksi.

Imam Ahmad memaafkan semua orang yang menganiayanya kecuali ahli bidah. Kemudian ia membaca ayat, "Maka berilah ampunan dan berjabat tanganlah kamu sekalian."

Kemudian Imam Ahmad berkata, "Apakah ada manfaatnya bagimu dengan menyiksa saudara Muslim padahal Allah telah berfirman barangsiapa memaafkan dan membuat perbaikan maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berbuat zalim."

Imam Ahmad menjelaskan bahwa pada hari kiamat orang-orang memanggil siapa yang pahalanya di sisi Allah. Maka tidaklah menjawab kecuali orang yang memberi maaf.

Kisah Imam Ahmad dikisahkan dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement