Senin 13 Mar 2023 12:14 WIB

Konferensi Keuangan Arab dan ASEAN Dorong Kerja Sama Blok Asia dan Teluk Lebih Dalam

Peran dan posisi ASEAN semakin diperhitungkan.

Ilustrasi konferensi bisnis tingkat internasional.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi konferensi bisnis tingkat internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Konferensi sektor keuangan yang diadakan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dianggap sebagai salah satu platform dialog terpenting yang menghadirkan para pembuat keputusan di sektor keuangan dan eksekutif senior di Lembaga-lembaga keuangan. Kegiatan itu juga melibatkan investor dan pengusaha terkemuka, dan para akademisi  di tingkat lokal maupun internasional.

Konferensi ini diikuti oleh lebih dari empat ribu orang dengan lebih dari 60 sesi dialog. Pameran di sela-sela konferensi juga telah meningkatkan kehadiran lebih dari tiga ribu pembuat keputusan di sektor keuangan di tingkat lokal dan internasional untuk membahas tantangan-tantangan terbaru, termasuk pengembangan sektor keuangan dan menghadapi perubahan-perubahan yang ada melalui dialog, diskusi, dan pikiran-pikiran inovatif.

Baca Juga

"Konferensi ini adalah platform pertama di Timur Tengah dan merupakan di antara 10 konferensi keuangan terbesar di dunia, platform yang menghubungkan para pakar keuangan yang juga akan memperkuat kemitraan antara lembaga keuangan dan investor," kata Direktur SAMA Center Dr Mohammed Gharawi, Senin (13/3/2023). 

Ia mengatakan, penyelenggaraan konferensi sektor keuangan pada saat ini semakin penting dengan bertemunya para pengambil keputusan di sektor tersebut dan eksekutif senior di lembaga keuangan di satu meja untuk bertukar pikiran guna mencapai solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi ekonomi global.

Fokus konferensi ini juga telah mengambil pelajaran dari hasil KTT G-20 yang diadakan di Bali untuk menghadapi inflasi, kenaikan suku bunga, kekurangan rantai pasokan yang semakin membesar, perubahan sistem global, dampak pandemi yang masih berlangsung, dan pentingnya percepatan teknologi dengan munculnya actor-aktor non-perbankan di lapangan dan realitas ekonomi baru serta permintaan yang terus berubah. 

"Lembaga keuangan harus mempertimbangkan kembali peran mereka di pasar dan bagaimana melayani para klien. Konferensi ini juga menyoroti peran modal investasi dalam pembiayaan inovasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, menyelaraskan lembaga keuangan dengan gelombang ekonomi hijau, dan peluang baru untuk membantu klien membiayai transformasi mereka menjadi ekonomi hijau yang penting bagi negara-negara ASEAN dan Teluk," kata dia.

Mereka, kata dia, bertemu untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka setelah Asosiasi ASEAN yang dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia menjalin dan melaksanakan kerja sama antara negara-negara ASEAN dan GCC dengan menyelenggarakan pertemuan puncak yang akan diadakan pada akhir tahun ini.

"Saya meyakini bahwa blok Asia dan Teluk harus bekerja sama lebih dari sebelumnya pada sektor keuangan dan ekonomi hijau untuk menjadikan sektor ini lebih fleksibel antara lembaga keuangannya dan juga untuk mengimbangi percepatan realitas keuangan," kata Gharawi. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan posisi menjadi Ketua Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) menjadi tantangan tersendiri pada tahun ini di tengah kondisi dunia yang tengah bergolak.

"Kita telah menjalankan presidensi G20 dengan baik, dan tahun ini Indonesia menjadi Ketua ASEAN di tengah-tengah situasi global yang sangat tidak mudah," ucap Presiden seperti dilansir dari Antara

Presiden Jokowi berpandangan, saat ini Indonesia menjadi ketua ASEAN di tengah situasi krisis ekonomi, energi, pangan, dan peperangan antara Ukraina dan Rusia.

Presiden Jokowi meyakini ASEAN masih diperlukan dan relevan bagi rakyat, kawasan, dan dunia. Selain itu, dia berharap ASEAN terus memberikan sumbangsih bagi perdamaian dan stabilitas serta perekonomian di Indo-Pasifik.

"Bahwa ASEAN akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan Asian matters, epicentrum of growth," kata Presiden Jokowi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement