Selasa 07 Mar 2023 17:03 WIB

Bahaya Memakan Harta Haram, Neraka Tempat Kembalinya

Perut adalah anggota tubuh yang paling besar bahayanya dan paling sulit diperbaiki.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Pelit dan mabuk harta (ilustrasi). Bahaya Memakan Harta Haram, Neraka Tempat Kembalinya
Foto:

Imam Al-Ghazali menjelaskan, landasan kedua, orang yang memakan sesuatu yang diharamkan dan yang syubhat tidak akan memperoleh taufik dari sisi-Nya dalam beribadah. Sebab tidak pantas berkhidmat kepada Allah SWT kecuali orang yang suci dan telah disucikan.

Seperti kita ketahui bersama, Allah SWT telah melarang orang yang junub memasuki rumah-Nya dan orang yang berhadas menyentuh kitab-Nya. Padahal kondisi junub dan hadas itu adalah perkara yang boleh.

Lantas bagaimana dengan orang yang bergumul dalam kotoran yang diharamkan, najis dan yang syubhat. Mana mungkin Allah SWT menerima ibadahnya?

Landasan ketiga, orang yang memakan apa yang diharamkan dan yang syubhat itu terhalang dari berbuat kebaikan. Jika ia kebetulan melakukan kebaikan maka itu tertolak dan tidak diterima oleh Allah SWT kebaikannya. Jika itu terjadi berarti ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali lelah dan susah, hanya menghabiskan waktu.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Berapa banyak orang yang sholat malam namun tidak mendapat apa-apa dari sholat malamnya itu selain kelelahan akibat begadang, dan berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu selain rasa lapar dan dahaga saja."

 

Abdullah bin Abbas ra mengatakan, Allah SWT tidak menerima sholat orang yang dalam perutnya penuh dengan makanan haram. Hal ini dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas As-Sasaky dan diterbitkan Khatulistiwa Press 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement