Ahad 05 Mar 2023 20:00 WIB

Pengertian Syaban dan Nisfu Syaban Secara Bahasa

Nisfu Syaban adalah malam dari setengahnya bulan Syaban.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Pengertian Syaban dan Nisfu Syaban Secara Bahasa. Foto:   Pemandangan umum gerhana bulan, terlihat di Bangalore, India, 08 November 2022. Bulan purnama pada jarak terdekatnya dengan bumi dengan bulan tampak lebih besar dari biasanya.
Foto: EPA-EFE/JAGADEESH NV
Pengertian Syaban dan Nisfu Syaban Secara Bahasa. Foto: Pemandangan umum gerhana bulan, terlihat di Bangalore, India, 08 November 2022. Bulan purnama pada jarak terdekatnya dengan bumi dengan bulan tampak lebih besar dari biasanya.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bulan Syaban adalah bulan ke delapan dari nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah. Bulan Syaban adalah bulan setelah Rajab dan sebelum Ramadhan.

Sirojuddin Ibnu Al-Mulaqqin menyebutkan bahwa aslinya Syaban itu berarti bercabang, memancar dan bertebaran. Dulu orang Arab pada bulan Syaban, mereka berpencar mencari sumber air.

Baca Juga

Sirojuddin Ibnu Al-Mulaqqin dalam kitab At-Taudhih Li Syarah Al-Jami As-Shahih menyampaikan, Syaban dinamakan begitu sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Duraid: Karena bercabang-cabangnya atau berpencarnya mereka (orang Arab) untuk mencari air. Syabu itu artinya bertemu atau berpencar. Itu bukan antonim tapi begitulah bahasa suatu kaum.

Ibnu Sayyidih berkata, Syaban disebut begitu karena mereka berpencar untuk peperangan. Dikatakan juga Syaban di antara Rajab dan Ramadhan.

Ibnu Hajar Al-Asqalani menyampaikan hal yang mirip. Beliau menyebutkan bahwa dinamakan Syaban karena sebab mereka berpencar-pencar mencari air atau di dalam gua-gua setelah bulan rajab Al-Haram.

Mengenai arti Nisfu Syaban, Nisfu artinya tengah. Maka Nisfu Syaban adalah malam dari setengahnya bulan Syaban.

Kalau merujuk pada kalender Qomariyyah, maka malam Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 14 Syaban. Pergantian tanggal yang menggunakan patokan bulan adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.

Dari Aisyah dan Abu Bakar dalam Sunan Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Aisyah mengatakan, "Pada suatu malam saya kehilangan Rasulullah SAW, lalu saya keluar dan saya dapati beliau sedang berada di Baqi."

Beliau (Nabi Muhammad SAW) bersabda, "Apakah kamu takut akan dizalimi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya?"

Saya (Aisyah) berkata, wahai Rasulullah, "Saya mengira engkau mendatangi sebagian istri-istrimu."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT "yanzil" ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Syaban, kemudian mengampuni manusia sejumlah rambut (bulu) kambing."

Dalam bab ini ada juga riwayat dari Abu Bakar Ash Shiddiq.

(Abu Isa berkata, hadits Aisyah tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini dari hadist Al Hajjaj. Saya mendengar Muhammad Al-Buqhari melemahkan hadist ini). (HR At-Tirmidzi).

Hadist tersebut oleh Imam At-Tirmidzi sendiri dikatakan bahwa Imam Bukhari mendhaifkannya. Sementara, Ibnu Al-Jauzi mengatakan, dari Imam Ad-Daraquthni mengatakan bahwa hadits tersebut mudhtarib atau sanadnya tidak valid.

Penjelasan ini dilansir dari buku Malam Nishfu Syaban yang ditulis oleh Ustaz Hanif Luthfi Lc dan dipublikasikan Rumah Fiqih Publishing, 2021.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement