REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan ada orang-orang yang berkhidmat kepada Allah SWT, dan orang-orang yang mencintai Allah SWT. Hamba Allah SWT disarankan untuk menjadi golongan orang yang berkhidmat kepada-Nya atau mencintai-Nya.
"Ada suatu kaum yang ditempatkan oleh Allah SWT untuk berkhidmat kepada-Nya dan ada juga kaum yang dikhususkan untuk mencintai-Nya. Kepada masing
masing mereka, baik kelompok pertama maupun kedua, diberikan karunia Tuhan dan karunia Tuhan tidak terbatas." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)
Di antara para hamba Allah SWT, ada yang ditempatkan pada posisi melayani-Nya. Mereka mempersembahkan segenap jiwa dan raga mereka demi mendapatkan ridho-Nya. Mereka menjauhi segala sesuatu yang membuat-Nya murka dan marah. Mereka rela mengorbankan jiwa dan raga demi meninggikan kalimat-Nya di muka bumi ini. Hidup dan mati mereka hanyalah untuk-Nya semata.
Pada saat yang bersamaan, ada juga di antara para hamba Allah SWT yang ditempatkan pada posisi mencintai-Nya. Hati dan perasaan mereka dipenuhi oleh rasa cinta kepada-Nya. Mereka senantiasa rindu untuk mendekatkan diri ke hadirat-Nya dan menyembah-Nya. Ibarat orang yang dimabuk rindu, keinginan mereka hanyalah bersama kekasih. Bagi mereka, ibadah adalah kebutuhan primer yang akan membuat mereka selalu dekat dengan kekasih mereka.
Masing-masing kelompok, baik yang mempersembahkan hidup mereka untuk menyembah-Nya maupun yang mengabdikan diri untuk mencintai-Nya, sama-sama diberikan karunia dari-Nya. ltulah yang akan mengantar mereka menuju tingkatan yang sebenarnya.
Berdoalah kepada Allah SWT agar kalian dimasukan ke dalam salah satu kelompok itu. Jangan sampai kalian berada di luar keduanya, sabab itu berarti kalian berada dalam kerugian yang nyata.
Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.
Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Ibnu Athaillah. Ia menjelaskan bahwa Allah SWT yang memilih hamba-Nya, ada yang dipilih untuk melaksanakan ibadah yang lahir, yakni para abid (orang yang menuju Allah melalui jalan amal dan ibadah) dan zahid (orang yang menuju Allah dengan jalan tawakal).
Ada juga orang yang dipilih Allah menjadi kekasih-Nya. Mereka adalah orang yang arif muhibbin, tidak ada tempat dalam hati mereka kecuali zikrullah. Mereka menganggap dunia ini kosong, tidak ada apa-apa kecuali Allah SWT yang menciptakan dan melaksanakan segala sesuatunya.