REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc.,MA, mengatakan, terlampau banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada hambanya, karena banyaknya, hingga manusia tidak mungkin bisa menghitungnya. Dan sering kali manusia lalai serta tidak menyadari betapa besar nikmat tersebut.
"Dahulu orang bijak mengatakan, 'Kesehatan adalah mahkota di atas kepala orang-orang sehat. Tidak ada yang bisa melihat mahkota tersebut, kecuali orang-orang sakit'. Di antara nikmat besar yang kerap terlupakan keberadaannya adalah, anak. Kehadiran sang buah hati merupakan karunia dan hadiah dari Allah ta’ala," kata Ustadz Abdullah dalam pesannya.
Sebagaimana difirmankan oleh-Nya,
"لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ . أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ"
Artinya: “Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan. Dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa”. QS. Asy-Syura (42) ayat 49-50.
"Terlebih bila anak tersebut adalah anak yang salih-salihah. Mereka adalah kekayaan yang tak ternilai harganya, jauh melebihi kekayaan materi. Mereka adalah pembawa bahagia, pelipur lara, serta penolong bagi kedua orang tuanya, di dunia ini dan di akhirat kelak," kata Ustadz Abdullah.
Ustadz Abdullah mengatakan, kenyataannya masih banyak orang tua yang belum merasakan anak sebagai anugerah. Bisa jadi seseorang juga termasuk jenis orang tua yang belum bersyukur. Buktinya, keluh kesah masih begitu sering telontar dari lisan. Masih ditambah pula dengan iringan kekesalan dan rasa tidak puas dalam hati.
"Jika demikian, marilah kita bersama-sama melihat di luar sana. Ternyata begitu banyak pasangan yang lelah berharap untuk memiliki momongan. Namun, Allah ta’ala belum juga berkenan mengaruniakan anak kepada mereka. Padahal, segala sarana dan saran telah dijalankan. Doa juga tidak lupa untuk selalu dipanjatkan," ujar Ustadz Abdullah.
Ustadz Abdullah mengatakan, di tempat lain, banyak orang tua yang harus kehilangan anak yang begitu dicintainya, pergi untuk selamanya. Ada pula yang semula anaknya sempurna, tiba-tiba menjadi cacat karena suatu bencana. Atau anak yang semula sehat bugar, mendadak tergeletak tak berdaya karena penyakit kronis yang tidak pernah terduga sebelumnya.
Ustadz melanjutkan, dari sini manusia tersadar bahwa ternyata anak adalah anugerah besar. Maka syukurilah nikmat ini, agar langgeng dan terus bertambah baik. Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam QS. Ibrahim (14): 7.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Karena itu, Ustadz Abdullah mengingatkan rasa syukur tersebut diharapkan kita bisa lebih sabar dalam mengasuh dan mendidik anak. Juga semakin memperbesar harapan agar mereka tumbuh menjadi anak salih yang menabur kebahagiaan bagi kedua orang tuanya. "Amiin," kata Ustadz.