REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap 27 Rajab tahun Hijriyah, umat Islam memperingati peristiwa besar yang dialami oleh Rasulullah SAW, yakni Isra Mi'raj. Dalam buku Ensiklopedia Sejarah Islam disebutkan Isra adalah perjalanan dari Makkah menuju Masjidil Aqsa.
Sedangkan Mi'raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju langit tertinggi untuk berdialog dengan Allah. Dalam Mi'raj, perintah sholat lima waktu diwajibkan.
Nabi Muhammad melihat surga dan neraka secara langsung, termasuk melihat para penghuninya. Setelah perjalanan tersebut, Nabi Muhammad kembali ke Makkah pada malam yang sama dengan malam beliau berangkat. Beliau kembali ke Makkah untuk meneruskan risalah setelah mendapatkan dorongan moral-spiritual yang sangat dahsyat tersebut
Kisah Isra Miraj
Dalam kondisi sedih yang menumpuk, setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah, serta penderitaan yang dialaminya dalam perjalanan ke Thaif, Allah berkehendak mengisrakan Nabi dan kekasih-Nya. Allah berkehendak memperlihatkan ayat-ayatNya kepada Nabi SAW agar ketenangan dan kepercayaannya terhadap Allah semakin bertambah.
Ustadz An-Nadawi berkata, "Isra bukan hanya peristiwa individual yang sederhana di mana Rasulullah melihat tanda-tanda keagungan Allah dan terbukanya kerajaan langit dan bumi dengan jelas. Lebih dari itu, perjalanan kenabian yang gaib ini mengandung nilai-nilai yang banyak dan isyarat bijak yang mengandung makna sangat dalam yaknu dua surah mulia (dalam Alquran) menceritakan kisah Isra, yaitu surah Al-Israa' dan surah An-Najm.
Dalil tentang Isra Mi'raj...