Jumat 17 Feb 2023 15:08 WIB

Hikmah Isra dan Miraj, Jaga Kesucian dan Kemuliaan

Isra dan miraj meninggikan kedudukan Nabi Muhammad SAW.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Erdy Nasrul
Masjidil Haram, tempat Nabi Muhammad berangkat melaksanakan Isra Miraj.
Foto: EPA-EFE/ASHRAF AMRA
Masjidil Haram, tempat Nabi Muhammad berangkat melaksanakan Isra Miraj.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya wajib meyakini pristiwa isra dan miraj. Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Agus Abdul Ghofur, menyampaikan bahwa salah satu hikmah  pristiwa isra dan miraj adalah agar umat Islam menjaga kesucian dan kemuliaan dalam hidup.

Kiai Agus menjelaskan, pelajaran isra dan miraj baginda Nabi Muhammad SAW di antaranya, perjalanan dari Masjid Al Haram ke Masjid Al Aqsha merupakan perjalanan suci. Masjid sebagai simbol kesucian dan pusat ibadah umat Islam.

Baca Juga

"Jati diri umat Islam adalah berasal dari kesucian, menjalani hidup dengan menjaga kesucian, dan akan kembali ke asal kesucian yaitu surga Allah SWT," kata Kiai Agus kepada Republika, Jumat (17/2/2023).

Isra dan miraj meninggikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai hamba yang paling dikasihi dan dicintai oleh Allah SWT. Perintah sholat lima waktu merupakan mirajnya orang-orang yang beriman dari umat Rasulullah SAW.

"Maka pelajaran hikmah dari peristiwa isra dan miraj bagi umat Islam adalah menjaga kesucian dan kemuliaan dalam kehidupan dengan selalu menegakkan sholat dan mengamalkan nilai-nilai luhur dari kandungan sholat itu sendiri," ujar Kiai Agus.

Sebagaimana diketahui, umat Islam sebentar lagi akan memperingati isra miraj yang jatuh pada 18 Februari 2023 atau 27 Rajab 1444 Hijriyah.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menyampaikan, Isra Miraj adalah kejadian luar biasa yang tidak bisa diterima oleh akal, tapi bisa diyakini dengan iman. Sebab peristiwa agama itu lebih besar dari kapasitas akal.

"Hal itu ditunjukkan oleh Allah SWT dengan memulai ayat (pertama Surah Al-Isra) Subhanalladzi Asro Bi’abdihi (Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya) bahwa kekaguman itu karena kejadian luar biasa yang dijalankan oleh Allah SWT, bukan jalan sendiri," kata Kiai Cholil.

Kiai Cholil menjelaskan, artinya dari sekian banyak peristiwa keanehan di muka bumi, termasuk gempa bumi yang terjadi baru-baru ini di Turki tidak hanya dilihat dari fenomena alam saja. Peristiwa itu dapat didekati dengan semangat meminta pertolongan kepada Allah SWT.

"Mungkin semua peristiwa alam ini mengingatkan kita bahwa kiamat sudah dekat karena bagian dari tanda-tanda akhir zaman adalah seringnya terjadi gempa," ujar Kiai Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement