Jumat 17 Feb 2023 05:27 WIB

Tuntunan Islam dalam Menguburkan Jenazah Korban Bencana Alam

Dalam bencana alam, kesulitan logistik menguburkan korban massal juga menjadi faktor.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
 Jenazah korban dibawa ke pemakaman untuk dimakamkan setelah gempa besar di Adiyaman, Turki tenggara, Sabtu (11/2/2023). Lebih dari 24.000 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka setelah dua gempa besar melanda Turki selatan dan Suriah utara pada Senin (6/2/2023). Tuntunan Islam dalam Menguburkan Jenazah Korban Bencana Alam
Foto:

Bagaimana jenazah dipersiapkan untuk penguburan?

Setelah seseorang meninggal, anggota keluarga dan teman dekat mengambil bagian dalam pemakaman, seperti memandikan terlebih dahulu lalu membungkusnya dengan kain kafan. Dalam banyak budaya, sudah menjadi tradisi bagi anak laki-laki tertua untuk memimpin persiapan pemakaman ayahnya.

Dalam kasus bencana alam seperti di Turki dan Suriah, organisasi dan relawan Islam mengambil tugas mengatur pemakaman. Menurut juru bicara layanan pemakaman ELM, mereka yang meninggal karena bencana alam dianggap sebagai mati syahid.

“Seperti yang terjadi dengan gempa bumi di Turki dan Suriah, orang-orang meninggal di bawah bangunan yang runtuh, kami menganggap mereka syahid atau martir. Orang-orang ini bisa dimakamkan sebagaimana adanya tanpa harus dikafani jika tidak memungkinkan,” kata juru bicara pemakaman.

Apa yang terjadi di pemakaman Muslim?

Sebelum dimakamkan, umumnya jenazah muslim akan disholati terlebih dahulu. Sholat jenazah di sini seperti mirip dengan soalat lima waktu, hanya saja tanpa ruku dan sujud. Sholat dilakukan sambil berdiri dengan niat sholat khusus untuk orang yang meninggal.

Usai sholat, para pelayat laki-laki dalam prosesi pemakaman akan bergiliran membawa jenazah ke lubang pemakamannya sambil melantunkan doa atau ayat Alquran. Meskipun tidak ada kode berpakaian untuk pelayat, banyak yang memilih untuk memakai warna kalem.

Di pekuburan, jenazah dibaringkan dengan wajah dimiringkan ke arah Ka'bah. Ini biasanya disertai dengan pembacaan doa dan ayat-ayat Alquran. Setelah jenazah dalam posisi, pelayat melemparkan tanah ke kuburan menggunakan tangan dan sekop hingga tertutup seluruhnya.

Seorang imam kemudian mengakhiri pemakaman dengan doa untuk almarhum dan pelayat meninggalkan kuburan dengan pengecualian satu orang yang mengumandangkan adzan, ketika orang terakhir telah pergi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement