REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang muslim hendaknya senantiasa mengingat kematian. Apabila dia mengingat kematian, maka akan ada sejumlah faidah yang dia petik darinya sebagai bekal perjalanan di akhirat kelak.
Dikutip dari buku Happy Ending Yang Mengesankan karya Abu Ubaidah Yusuf, Hendaknya kita sering mengingat kematian karena hal itu akan menyadarkan dari kelalaian dan membangunkan kita dari senda gurau dan permainan. Nabi ﷺ bersabda mengingatkan :
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan,” yaitu kematian. (HR at-Tirmidzi dan disahihkan di dalam Shahiih at-Tirmidzi)
Apabila sering mengingat kematian maka kita akan mendapatkan banyak faidah, di antaranya:
1. Semangat dalam ibadah dan membaguskannya, karena dia merasa bahwa amalnya masih sedikit dan banyak dosa, dia akan mengatakan di dalam hatinya: “Barangkali ini ibadah terakhir kali yang bisa kami persembahkan untuk-Mu ya Allah.”
2. Segera dalam taubat, dia tidak menunda-nunda karena dia menyadari bahwa kematian bisa saja datang menghampirinya tiba-tiba.
3. Qana’ah dengan rezeki dari Allah ﷻ. Karena dia menyadari bahwa harta yang dia kumpulkan tiada berfaidah jika tidak dibalut dengan keimanan.
Kematian akan menjemput setiap orang yang hidup, tak peduli apakah dia balita atau manula, pria atau wanita, miskin atau kaya, sakit atau sehat perkasa. Tidak ada seorang pun yang mampu menolaknya. Allah ﷻ berfirman:
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS al-Jumu‘ah [62]: 8)