Senin 06 Feb 2023 13:13 WIB

Pengaruh Yahudi dan Nasrani dalam Kesesatan Bangsa Arab Sebelum Islam

Yahudi dan Nasrani memiliki rekam jejak dalam menyesatkan tauhid bangsa Arab

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi masyarakat Arab jahiliyah pra Islam. Yahudi dan Nasrani memiliki rekam jejak dalam menyesatkan tauhid bangsa Arab
Foto: Pixabay
Ilustrasi masyarakat Arab jahiliyah pra Islam. Yahudi dan Nasrani memiliki rekam jejak dalam menyesatkan tauhid bangsa Arab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam Sejarah Hidup Muhammad karya Husain Haekal disebutkan bahwa Nabi Ismail AS memiliki 12 orang anak. Mereka itulah cikal bakal Arab al- Musta'ribah, yakni orang Arab yang dari pihak ibu bertaut pada Jurhum. 

Sepeninggalan Nabi Ismail AS, Allah menurunkan sejumlah nabi dan rasul dari kalangan Arab. Di antaranya adalah Nabi Hud yang berdakwah kepada kaum Ad di utara Hadhramaut, Nabi Saleh yang diutus pada kaum Samud di Hijr wilayah antara Hijaz dan Suriah, dan Nabi Syuaib kepada bangsa Madyan di Hijaz. 

Baca Juga

Demikianlah, beberapa kelompok di Arab mulai jatuh pada kesesatan karena melakukan kemusyrikan. Kabah yang seharusnya menjadi tempat beribadah kepada Allah SWT saja justru dikotori berhala-berhala. 

Penyebabnya orang-orang musyrikin itu tidak dapat mema hami arti tauhid dan terpaut pada materialisme. 

Haekal menulis, tidak cukup bagi seorang Arab yang musyrik untuk menyembah hajar aswad (batu hitam) yang menempel pada Kabah, tetapi juga dalam setiap perjalanan dia mengambil batu apa saja dari sekitar Kabah untuk disembahnya. Sementara itu, dari bani Israil juga muncul para nabi dan rasul yang berdakwah untuk umat masing-masing. 

Yang terkemuka adalah Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS, yang tiap-tiap mereka membawa Taurat dan Injil. 

Namun, dalam perkembangan berikutnya, bani Israil disusupi berbagai anasir yang menjerumuskan mereka pada penyembahan terhadap berhala. Inilah masa kegelapan sebelum datangnya Rasulullah SAW, Ahmad, sang nabi penutup yang namanya tertulis pada Taurat dan Injil.

Abdul Aziz (2016) menerangkan, pengaruh Yahudi tersebar di berbagai wilayah Arab, semisal Khaibar, Yastrib (Madinah), Wadi al-Qura, Fadak, Taima, dan Himyar. Penyebaran Yahudi di Jazirah Arab diperkirakan terjadi pesat setelah pengusiran bani Israil oleh Raja Nebukadnezar dari Palestina sekira 606 Sebelum Masehi.

Riwayat lain menyebutkan, sebagian orang Yahudi bermigrasi ke Arab dari Kanaan, Palestina, ketika wilayah itu dikuasai Romawi di bawah Kaisar Titus pada 70 Masehi. Ada pula yang mengatakan masa hijrahnya mereka terjadi pada 132 ketika Kaisar Adrianus berkuasa.

Khaibar menjadi permukiman Yahudi tertua di Arab. Asal katanya diduga dari kata Ibrani, kheber, yang berarti 'markas' atau 'jamaah'. 

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW 

Perintis daerah yang subur itu adalah Syaftia bin Mahlayel dari bani Farish. Lambat laun, mereka berkembang dan meramaikan tempat sekitarnya, khususnya Yastrib. 

Orang-orang Arab di kota itu cenderung menyambut baik kaum Yahudi karena kemampuannya dalam berternak, berkebun, dan berdagang.

Namun, setelah kedatangan kabilah Arab dari selatan, yakni bani al-Aus dan bani al-Khazraj, pengaruh Yahudi melemah di Yastrib. Hal sebaliknya terjadi di Arab Selatan (Yaman). 

Orang-orang Yahudi Arab di bawah kepemimpinan Dzu Nuwas berhasil menjayakan Kerajaan Himyar. Dzu Nuwas merupakan sosok yang bertanggung jawab atas peristiwa Najran pada 523 M, yaitu peristiwa umat Nasrani disiksa habis-habisan karena mempertahankan iman tauhid. Kejadian itu diabadikan dalam Alquran surat al-Buruj. 

Adapun para pengikut Nasrani juga tersebar di Jazirah Arab sebelum kenabian Rasulullah SAW. Para misionaris mereka tidak jarang didukung pemerintah Kekaisaran Romawi pada masa itu. Dalam konteks politik, khususnya setelah peristiwa Najran, Kerajaan Najasyi (Abbesinia/kini Etiopia) mewakili pengaruh kuat Kristen atas Semenanjung Arab.

Ketika akhirnya Dzu Nuwas dikalahkan, Yaman diperintah atas nama Abbesinia, sampai kudeta oleh Abrahah. Sosok itulah yang belakangan memimpin pasukan gajah untuk menghancurkan Kabah, tetapi misi itu digagalkan langsung oleh Allah SWT (lihat QS al-Fiil).  

Sepeninggalan Abrahah, lambat laun Yaman dikuasai Imperium Persia yang menjadikan Majusi sebagai agama negara. Kedaulatan Persia atas Yaman terus berlangsung hingga zaman kenabian Rasulullah SAW. 

Wilayah ini sepenuhnya memeluk Islam sejak gubernurnya, Badzan bin Sasan, mengucapkan dua kalimat syahadat, sementara di ibu kota Persia sendiri terjadi gejolak kekuasaan.      

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement