Kamis 02 Feb 2023 12:34 WIB

Kementerian ESDM: Rasio Elektrifikasi Tuntas 100 Persen Tahun Ini

Pada 2022, rasio elektrifikasi mencapai 99,63 persen.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan rasio elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga di Indonesia, bakal tuntas sebesar 100 persen pada 2023.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan rasio elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga di Indonesia, bakal tuntas sebesar 100 persen pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan rasio elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga di Indonesia, bakal tuntas sebesar 100 persen pada 2023. Pada 2022, rasio elektrifikasi mencapai 99,63 persen atau meningkat 0,18 persen dari 2021, yang sebesar 99,45 persen.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan salah satu strategi yang ditempuh Kementerian ESDM memperluas akses ketenagalistrikan ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di area terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), adalah dengan menggenjot perluasan jaringan (grid extension) di desa-desa yang dekat dengan jaringan distribusi eksisting.

Baca Juga

"Strateginya untuk rasio elektrifikasi 100 persen yaitu dengan program perluasan jaringan penyambungan desa atau rumah tangga yang dekat dengan jaringan (grid) PLN, yakni melalui program grid extension," ujarnya, Kamis (2/2/2023).

Grid extension menjadi pilihan utama pemerintah melistriki desa-desa yang belum teraliri jaringan listrik, untuk penggantian lampu-lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) sebelumnya dan melistriki desa berlistrik non-PLN. Dadan menjelaskan langkah lainnya adalah pembangunan mini grid melalui pembangunan pembangkit dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) setempat untuk daerah yang sulit dijangkau melalui perluasan jaringan listrik PLN dan masyarakatnya bermukim secara komunal.

"Pembangunan mini grid dengan memanfaatkan energi setempat ini paling cocok untuk daerah kepulauan," tambahnya.

Menurut dia, penyediaan akses listrik untuk desa-desa yang masih gelap gulita di daerah 3T juga dilakukan dengan mendorong pemanfaatan EBT berbasis potensi lokal lengkap dengan alat penyalur daya listrik (apdal) dan stasiun pengisian daya listrik (spel).

"Program ini untuk melistriki desa yang belum berlistrik yang masyarakatnya bermukim tersebar atau scattered, sehingga tidak dimungkinkan dibangun jaringan listrik maupun mini grid," pungkasnya.

Selain program itu, lanjut Dadan, untuk mempercepat capaian rasio elektrifikasi 100 persen, pemerintah memberikan bantuan pasang baru listrik (BPBL) 450 VA bagi rumah tangga tidak mampu dan belum berlistrik yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan target pada 2023 melistriki sekitar 83.000 rumah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement