Selasa 17 Jan 2023 12:08 WIB

Ada 77 Cabang Iman, 5 di Antaranya adalah Berikut ini

Jika 77 cabang iman dilaksanakan, maka sempurnalah iman seseorang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi orang berdoa untuk meningkatkan iman.
Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Ilustrasi orang berdoa untuk meningkatkan iman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi Bin 'Umar Banten menjelaskan, dalam ajaran agama Islam ada rukun atau sendi iman yang berjumlah enam sebagaimana hadis yang diriwatkan Imam Muslim.

Syekh Nawawi menyampaikan, iman tersebut mempunyai cabang sebanyak 77. Setiap cabang berupa pekerjaan yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang mengaku beriman. 

Baca Juga

Jika 77 cabang iman dilaksanakan, maka sempurnalah iman seseorang. Namun, jika ada yang ditinggalkan, maka berarti berkurang ketebalan imannya.

Rasulullah SAW bersabda, "Iman itu 77 cabangnya. Yang paling utama dari cabang-cabang tersebut adalah mengucapkan "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah) dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan. Malu (berbuat maksiat) adalah satu cabang dari iman." (Riwayat para ahli hadits)

Syeikh Nawawi menerangkan, 77 cabang iman tersebut disampaikan dalam bait syair. "Iman kita ada 77 cabang, yang para ahli keutamaan benar-benar akan menyempurnakannya, sehingga menjadi orang besar di sisi Allah." (Cabang iman pertama sampai lima disebutkan dalam bait syair) "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, para malaikat, kitab-kitab, para Nabi, dan hari kerusakan alam."

Pertama, beriman kepada Allah. Artinya kita wajib beriman bahwa Allah adalah Maha Esa yang sama sekali tidak ada sekutu bagi-Nya, Maha Tunggal yang sama sekali tidak ada yang serupa dengan-Nya, tempat meminta pertolongan yang sama sekali tidak ada yang menandingi-Nya, Maha Sedia tanpa permulaan, Maha Berdiri dengan pribadi-Nya sendiri.

Allah Maha Kekal, Maha Abadi, Maha Dahulu yang tidak ada permulaan bagi-Nya, Maha Akhir yang sama sekali tidak ada kesudahan bagi-Nya, Maha Tegak yang tidak dilenyapkan oleh masa dan tidak diubah oleh sangkaan, Maha Permulaan, Maha Akhir, Maha Nampak pekerjaannya dan Maha Tersembunyi yang tidak tampak Dzat-Nya, Maha Suci dari jasmani, tak sesuatupun yang menyerupai-Nya.

Kedua, beriman kepada para malaikat. Kita wajib membenarkan wujud mereka sebagai para hamba Allah yang dimuliakan, tidak pernah maksiat atau mendurhakai Allah terhadap segala yang telah diperintahkan oleh Allah kepada mereka dan selalu melaksanakan semua yang diperintahkan, sebagaimana dijelaskan dalam Surat At-Tahrim Ayat 6.

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Malaikat adalah jasmani yang halus dan bernyawa, suatu kekuatan yang dijadikan oleh Allah untuk berubah-ubah bentuk yang indah, dan dibuat dari cahaya.

Ketiga, beriman kepada kitab Allah. Kita wajib membenarkan bahwa sesungguhnya kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi-Nya adalah wahyu Allah yang memuat hukum dan khabar-Nya.

Baca juga : Moderasi Beragama Perkuat Persatuan Bangsa

Keempat, beriman kepada para Nabi. Kita wajib membenarkan bahwa sesungguhnya para Nabi adalah orang-orang jujur dalam segala hal yang mereka khabarkan dari Allah, di antara mereka ada yang diutus kepada makhluk untuk memberi petunjuk dan untuk menyempurnakan kehidupan mereka di dunia serta tempat kembali mereka di akhirat, diberi mukjizat oleh Allah yang dapat menunjukkan kebenaran mereka, dan menyampaikan risalah Allah dan menerangkan segala sesuatu kepada orang-orang mukallaf.

Kelima, beriman kepada kerusakan seluruh alam semesta. Kita wajib beriman bahwa alam semesta, alam dunia maupun benda di angkasa akan hancur binasa pada hari kiamat. Amal yang kita kerjakan akan dibalas dengan cara perhitungan amal, penimbangan amal, surga, dan neraka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement