Selasa 27 Dec 2022 16:45 WIB

Fakta Penyerangan Kabah oleh Raja Abrahah: Gajah Utama Bernama Mahmud Justru Membangkang

Raja Abrahah berusaha untuk menghancurkan Kabah sebagai bentuk balas dendam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Kabah Masjidil Haram. Raja Abrahah berusaha untuk menghancurkan Kabah sebagai bentuk balas dendam
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Ilustrasi Kabah Masjidil Haram. Raja Abrahah berusaha untuk menghancurkan Kabah sebagai bentuk balas dendam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Serangan pasukan gajah raja Abrahah terhadap Kabah di Makkah, diabadikan dalam sumber primer, dari Alquran, hadits, dan kitab-kitab primer seperti tafsir dan sirah.

Ada banyak fakta seputar apa yang terjada pada serangan itu, antara lain bahwa terdapat sejumlah gajah Abrahah yang menolak menyerang Kabah.  

Baca Juga

Dilansir di Tafsir Ibnu Katsir volume 8 disebutkan Muqatil ibnu Sulaiman menyebutkan pada pagi harinya Abrahah bersiap-siap untuk memasuki kota Mekah, lalu menyiapkan gajahnya yang diberi nama Mahmud dan dia menyiapkan pula bala tentaranya. 

Setelah semuanya siap, maka mereka mengarahkan gajahnya menuju ke arah Makkah, tetapi sebelum itu Nufail ibnu Habib datang dan berdiri di dekat gajah, lalu berkata, "Hai Mahmud, duduklah kamu dan kembalilah dengan penuh kesadaran menuju ke tempat asal kedatanganmu, karena sesungguhnya engkau berada di negeri Allah yang disucikan," setelah itu melepaskan telinga gajah Mahmud, yang dipeganginya saat ia membisikinya. 

Maka gajah itu duduk, dan Nufail lari dengan kencangnya menuju ke daerah perbukitan dan berlindung di puncaknya. Mereka memukuli gajah itu supaya berdiri, akan tetapi gajah itu membangkang dan tidak mau berdiri. 

Lalu mereka memukul kepalanya dengan palu agar bangkit, dan mereka masukkan tongkat mereka ke bagian lubang telinganya, menariknya dengan tujuan agar mau berdiri, tetapi gajah itu tetap menolak.

Kemudian mereka mengarahkannya ke negeri Yaman, dan ternyata tanpa sulit gajah itu bangkit dengan sendirinya, lalu berlari kecil menuju ke arah itu.

Kemudian mereka mencoba untuk mengarahkannya ke negeri Syam, dan gajah itu menuruti perintahnya, mereka coba mengarahkannya ke timur, maka gajah itu mengikuti perintah. Tetapi bila diarahkan ke Makkah, gajah itu diam dan duduk.

Dan Allah SWT mengirimkan kepada mereka sejumlah besar burung dari arah laut yang bentuknya seperti burung walet dan burung balasan  tiap-tiap ekor membawa tiga buah batu.

Satu diparuhnya dan yang dua dipegang oleh masing-masing dari kedua kakinya, batu itu sebesar kacang humsh dan kacang 'adas. Tiada seorang pun dari mereka yang terkena batu itu melainkan pasti binasa, tetapi tidak seluruhnya terkena batu itu. 

Akhirnya mereka melarikan diri dan lari tunggang langgang ke arah semula mereka datang seraya mencari Nufail ibnu Habib untuk menunjukkan kepada mereka jalan pulangnya.

Sedangkan Nufail berada di atas bukit bersama orang-orang Quraisy dan orang-orang Arab Hijaz lainnya, menyaksikan apa yang ditimpakan oleh Allah Swt. kepada tentara bergajah itu sebagai azab dari-Nya.

Baca juga: Alquran Menggetarkan Hati Mualaf Monica Witt, Mantan Intelijen Amerika Serikat

Al-Waqidi meriwayatkan berikut sanadnya, bahwa mereka bersiap-siap untuk memasuki Makkah dan gajahnya telah mereka persiapkan pula, tetapi manakala mereka mengarahkannya ke salah satu tujuan dari tujuan yang lain, maka gajah itu mau bergerak. 

Dan jika mereka arahkan gajahnya menuju ke kota suci Makkah, tiba-tiba ia duduk dan mengeluarkan suaranya (menolak). Lalu Abrahah memaksa pawang gajah dan membentaknya, bahkan memukulinya supaya ia memaksa gajah agar mau masuk ke kota Mekah; mereka memakan waktu yang cukup lama untuk itu.

Sedangkan Abdul Muttalib dan segolongan orang dari para pemuka penduduk Makkah, antara lain Mut'im ibnu Adiy, Amr ibnu Aid ibnu Imran ibnu Makhzum, dan Mas'ud ibnu Amr As-Saqafi, berada di Gua Hira menyaksikan apa yang dilakukan oleh tentara Habsyah itu, dan apa yang dialami mereka dengan gajahnya yang membangkang itu, kisahnya sangat ajaib dan aneh.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement