REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang Muslim agar khusyu dalam melaksanakan ibadah sholat. Setidaknya ada tiga hal penting agar seorang Muslim bisa khusyu dalam sholat, seperti dipaparkan dalam Minhaj al-Qashidin karya Ibnu Qudamah al-Maqdisy, di-tahqiq dan di-syarah oleh Syaikh Ridwan Jami' Ridwan.
Kebanyakan Muslim menyadari bahwa khusyu dalam sholat itu sangat utama tetapi sulit melakukannya. Padahal di dalam Alquran telah disampaikan tentang keutamaan khusyu dalam sholat, dan kaitan erat antara orang beriman dan orang yang khusyu dalam sholat.
Allah SWT berfirman, "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya." (QS Al Muminun ayat 1-2)
Hal pertama yang menjadi pondasi utama agar bisa khusyu dalam sholat adalah menyertakan hati dalam sholat. Maksudnya adalah mengosongkan atau membersihkan hati dari berbagai hal atau kepentingan yang dapat mengganggu sholat.
Sesuatu atau kepentingan yang mengganggu sholat didorong oleh faktor keinginan. Karena itu, keinginan perlu diarahkan kembali ke hakekat awal yakni sholat. Upaya menghindarkan hati dari keinginan bisa menjadi susah atau mudah. Semua ini bergantung kekuatan iman terhadap adanya kehidupan yang abadi yaitu akhirat.
Kedua, memahami arti pada setiap bacaan sholat. Ini adalah faktor pendukung keikutsertaan hati dalam sholat. Untuk mengerti arti dari setiap bacaan maka diperlukan konsentrasi dengan menghilangkan gangguan yang terlintas dalam pikiran.
Gangguan tersebut bisa berupa zahir dan batin. Gangguan zahir yaitu sesuatu yang mengganggu indera penglihatan dan pendengaran. Sedangkan gangguan batin adalah sesuatu yang berkaitan dengan berbagai hal keduniaan.
Untuk itu, keikutsertaan hati dalam sholat yaitu dengan cara mengesampingkan berbagai persoalan keduniaan dan fokus pada bacaan sholat.
Ketiga, mengagungkan Allah SWT dan takut kepada-Nya. Ada dua aspek dalam hal ini, yaitu pertama adalah mengetahui kebesaran dan keagungan Allah SWT. Kedua ialah sadar akan kerendahan dan kedudukan dirinya yang hanyalah seorang hamba. Kesadaran terhadap dua aspek tersebut akan memunculkan rasa khusyu dan ketenangan.
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan sholat, mereka yang tetap setia melaksanakan sholatnya." (QS Al Ma'arij ayat 19-23)