REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga mendapatkan perhatian yang tinggi dalam ajaran Islam. Ada banyak keterangan dalam Alquran maupun hadits yang menganjurkan seorang mukmin untuk berolahraga. Pakar tafsir Alquran yang juga Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran di Kementerian Agama RI, KH. Muchlis M. Hanafi mengatakan salah satu ayat yang mendorong setiap mukmin berolahraga adalah surat Al Anfal ayat 60.
Pada ayat itu orang mukmin diminta untuk mempersiapkan diri dengan kekuatan. Kata quwah dalam ayat tersebut pada masa Rasulullah ditafsirkan dengan kegiatan olahraga memanah. Karena itu para sahabat giat berlatih memanah. Menurut kiai Muchlis dalam olahraga memanah bermanfaat untuk melatih ketangkasan serta kekuatan fisik seseorang.
Oleh karena itu menurutnya umat Islam harus memiliki fisik yang tangguh dan kuat. Hal itu dapat tercapai dengan berolahraga. Lebih lagi kiai Muchlis mengatakan memiliki tubuh yang sehat dan kuat menjadi kriteria bagi para pemimpin. Alquran mengisahkan tentang Thalut seorang raja Bani Israil yang memiliki pengetahuan luas dan fisik yang sehat dan kuat.
"Jadi keunggulan fisik itu sangat penting. Dan olahraga itu sangat mendukung kebugaran, mendukung kekuatan secara fisik. Oleh karenanya, karena Islam mengapresiasi tubuh yang kuat maka olahraga menjadi sangat penting dalam pandangan Islam," kata kiai Muchlis kepada Republika beberapa waktu lalu.
Sementara itu dalam banyak hadits Rasulullah SAW juga mengajak umatnya untuk memiliki tubuh yang sehat dengan berolahraga. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah yang menjelaskan bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.
Kiai Muchlis mengatakan mukmin yang lemah dapat berarti lemah fisiknya, lemah pengetahuannya, lemah kompetensinya dan lainnya. Rasulullah SAW sering berolahraga bersama keluarga dan para sahabatnya. Dalam sebuah riwayat dijelaskan rasul berlomba lari dengan sayyidah Aisyah. Pada riwayat lain disebutkan rasul mengadakan lomba ketangkasan menunggang unta bersama para sahabat.
Akan tetapi menurut kiai Muchlis dalam berolahraga seorang Muslim harus memperhatikan etika. Di antaranya etika mengenakan pakaian olahraga. Seseorang yang berolahraga apapun harus tetap menggunakan pakaian yang menutup aurat. Selain itu yang juga penting adalah menjunjung sportivitas.
"Manusia itu punya akal untuk berpikir, kalbu untuk merasa, dan fisik untuk bergerak. Ilmu itu asupan akal, cinta itu asupan kalbu, dan olahraga itu asupan fisik manusia. Harua terkait ketiga unsur itu. Berolahraga, fisik kita sehat dan spiritual serta pikiran kita juga dijaga," katanya.
Sementara itu pimpinan Pondok Pesantren Atlet Ibnu Mannan Banyuwangi, KH. Ahmad Syifa Nailul Wafar mengatakan dengan berolahraga seorang hamba akan mendapatkan tubuh yang sehat dan pada akhirnya berdampak terhadap sehatnya akal. Menurut kiai Syifa dalam sebuah hadits Rasulullah menyebut beberapa cabang olahraga untuk digeluti dan diajarkan.
Di antaranya adalah memanah, berkuda dan berenang. Namun demikian menurutnya yang perlu dipahami oleh setiap Muslim adalah substansi hadits tersebut yakni seruan Rasulullah kepada umatnya untuk berolahraga. Terlebih untuk menggeluti olahraga yang mengasah ketepatan dan ketangkasan serta meningkatkan kekuatan. Akan tetapi menurut kiai Syifa bagi seorang Muslim agar tidak berlebihan dalam berolahraga. Jangan juga kegiatan olahraga membuat lalai dan lupa dengan kewajiban untuk menjalankan ibadah shalat. Kiai Syifa mendorong agar generasi muda banyak yang berprestasi di dunia olahraga dengan menjunjung tinggi sportifitas.
"Islam sangat mendukung adanya prestasi baik di bidang olahraga maupun di bidang yang lain, sesuai dengan ayat Alquran. Berlomba-lombalah dalam kebaikan, maka islam sangat menganjurkan prestasi yang menjunjung tinggi sportifitas," katanya.