REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kisah keteladanan Nabi Yusuf yang diabadikan dalam Alquran mengajarkan sejumlah pelajaran penting. Termasuk peristiwa yang terjadi dengan Zulaikha.
Salah satu peristiwa paling masyhur tentang keduanya adalah upaya Zulaikha menggoda Nabi Yusuf agar jatuh dalam kemaksiatan hingga diketahui sang suaminya, yakni Qithfir yang bergelar al-Aziz.
Keimanan Nabi Yusuf yang begitu kuat tak bisa digoyahkan dengan rayuan Zulaikha yang merupakan wanita tercantik di Mesir kala itu.
Sementara, al-Aziz pun mengetahui perbuatan tak terpuji istrinya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Untuk menjaga kehormatannya sebagai pejabat, al-Aziz memerintahkan Yusuf dan Zulaikha untuk menutup rapat-rapat aib itu agar tidak diketahui orang-orang banyak.
Namun demikian, aib itu perlahan menyebar ke seluruh kota hingga orang-orang Mesir mengetahui bahwa Zulaikha tergila-gila kepada Yusuf yang merupakan anak angkat sekaligus budaknya.
Menurut pendakwah Ustadzah Munifah Syanwani, di sinilah dahsyatnya gibah atau membicarakan orang lain atau bergosip yang dapat dengan mudah menyebarkan keburukan yang dilakukan seseorang.
Jika aib yang kecil sekalipun terjadi pada diri kita maka begitu cepat terungkap, begitu cepat tersebar, yang namanya gosip, isu pasti begitu mudah tersebar.
Di mana pun setan berada tidak senang melihat hamba Allah SWT, selalu ingin ikut campur. Ketika kita berbuat baik, kebaikan itu sulit tersebar. Bahkan, masih ada saja pihak yang menutupi bahwa kebaikan itu tak berarti apa pun.
“Tapi, bila ada aib sekecil apa pun, ada pihak yang berusaha membongkar, membuka aib, sehingga tersebar luas. Walau kita berusaha menutupinya, tapi masih ada yang mencari tahu sampai di mana kejelekan itu. Inilah karakter manusia pada umumnya, kata Ustadzah Munifah Syanwani dalam kajian daringnya, dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Selasa (20/12/2022).
Ustadzah Munifah menjelaskan dengan cepat perbuatan aib tak terpuji yang dilakukan Zulaikha sampai pada perempuan-perempuan di kalangan bangsawan Mesir. Di mana dari mulut ke mulut perempuan bangsawan Mesir menggunjing Zulaikha karena telah jatuh cinta kepada seorang bujangan yang merupakan anak asuh dan budaknya.
Zulaikha pun mengetahui bahwa dirinya tengah menjadi bahan pembicaraan banyak orang termasuk para perempuan bangsawan Mesir.
Zulaikha pun marah karena aibnya ter sebar luas. Tetapi, apa boleh buat, Zulaikha pun ingin membuktikan kepada para perempuan bangsawan itu bahwa perbuatan tidak terpujinya menggoda dan jatuh cinta kepada Nabi Yusuf ada sebabnya, yakni karena Nabi Yusuf memiliki ketampanan yang luar biasa hingga siapa pun perempuan yang melihatnya akan tergoda.
Dan pastinya kalau aib kita diketahui orang lain, dan dibicarakan di masyarakat umum, kemudian kita mendengar aib itu dari orang lain maka pasti kita akan emosi, amarah, jengkel.
“Boleh dikata, kita akan mengumpat orang dengan kata-kata kasar tidak senonoh. Meskipun itu benar-benar terjadi pada diri kita, kita akan berusaha mengelak kejadian itu dan kita tutup-utupi. Itu juga yang terjadi pada istri al-Aziz,” kata Ustadzah Munifah.
Ustadzah Munifah melanjutkan, Zulaikha pada akhirnya mengundang perempuan-perempuan bangsawan Mesir ke kediamannya untuk sebuah pesta jamuan.
Zulaikha sengaja menyiapkan berbagai hidangan dengan banyak buah-buahan. Perempuan-perempuan bangsawan itu pun duduk rapi sembari mengupas buahbuahan tersebut dengan pisau.
Ustadzah Munifah menuturkan, dalam kondisi tersebut, Zulaikha memanggil Nabi Yusuf yang sudah didandani dengan rapi untuk menunjukkan dirinya di hadapan para tamu.
Nabi Yusuf pun mematuhinya dan menampakkan diri di hadapan para perempuan bangsawan Mesir.
Baca juga: Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
Para tamu Zulaikha pun terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf, bahkan secara tak sadar mereka telah melukai tangannya sendiri dengan pisau yang digenggamnya untuk mengupas buah. Ini sebagaimana yang tertulis kisahnya di dalam Alquran.
فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ
“Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): 'Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.' Maka tatkala wanita-wanita itu me lihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)-nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, 'Mahasem purna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia'.” (QS Yusuf ayat 31).
Saat itu, Zulaikha berupaya membela diri atas aibnya yang sudah tersebar luas. Hingga kemudian Zulaikha pun memerintahkan Nabi Yusuf agar tunduk dan menyerahkan diri di hadapannya.
Namun, Nabi Yusuf tidak mau memenuhi perintah majikannya itu. Justru dia berdoa memohon kepada Allah SWT untuk untuk diselamatkan dan dibebaskan dari belenggu nafsu Zulaikha. Akan tetapi, sebagai konsekuensinya, Nabi Yusuf pun dijebloskan ke penjara.
Ustadzah Munifah menjelaskan, Yusuf lebih mencintai dimasukkan ke dalam penjara daripada terjerumus dalam kemaksiatan. Itu skenario Allah SWT.
Istri al- Aziz menyampaikan kepada suaminya bahwa Yusuf membangkang, tidak taat, harus diberi hukuman.