Jumat 16 Dec 2022 17:00 WIB

Ibnu Firnas 'Terbang' dari Menara Masjid Agung Cordoba

Ibnu Firnas membuat sayap yang terbuat dari kain yang dikeraskan dengan kayu.

Masjid Agung Cordoba, Spanyol.
Foto: en.wikipedia.org
Masjid Agung Cordoba, Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, Asal-usul dunia kedirgantaraan memang selalu mengundang perdebatan. Konon, peradaban pertama yang bercita-cita untuk bisa terbang adalah bangsa Cina. Memang ada beragam kisah tentang penerbangan yang pernah dilakukan sebelum peradaban Islam melakukannya.

Para ahli menyatakan, upaya penerbangan yang dilakukan secara terkontrol yang dapat dibuktikan kesahihannya terjadi pada abad ke-9 M. Karena sejatinya, bila berbicara sejarah penerbangan akan berhubungan erat dengan perkembangan penerbangan mekanis, mulai dari penerbangan yang digerakkan dengan meluncur hingga ke yang lebih modern lagi.

Baca Juga

Peradaban Islam Spanyol di bawah kekuasaan Kekhalifahan Cordoba telah menjadi saksi uji coba penerbangan yang dilakukan Ibnu Firnas. Upaya itu mendapat dukungan dari Amir Abdurrahman II--saat itu Cordoba belum memproklamasikan diri sebagai kekhalifahan independen, yakni masih berada di bawah payung Dinasti Ummayah. Ilmuwan Muslim serbabisa itu melakukan uji coba penerbangannya pada tahun 852 M.

Ibnu Firnas membuat satu set sayap yang terbuat dari kain yang dikeraskan dengan kayu. Dengan peralatan seperti payung itulah, Ibnu Firnas lalu loncat dari menara Masjid Agung Cordoba. Pada uji coba pertama itu, dia tak bisa terbang. Namun, peralatan yang digunakannya mampu memperlambat jatuhnya Ibnu Firnas. Ia pun mendarat dengan selamat dengan luka kecil. Peralatan pertama yang diciptakan Ibnu Firnas itu menjadi semacam prototipe parasut di era modern.

Dua puluh lima tahun setelah uji coba pertamanya, di usia 65 tahun, Ibnu Firnas kembali melakukan uji coba terbang. Menggunakan semacam pesawat terbang layang--berupa sayap yang dilekatkan pada tubuhnya--sang ilmuwan meluncur dari bukit Jabal Al-Arus dan dapat terbang. Ia pun mendarat dengan selamat meski mengalami luka.

Uji coba penerbangan yang dilakukan Ibnu Firnas itu telah memberi inspirasi kepada Eilmer Malmesbury, seorang ilmuwan Inggris. Pada abad ke-11, Eilmer melakukan percobaan penerbangan dan bisa terbang sejauh 200 meter. Eimer menggunakan semacam pesawat terbang layang yang digunakan Ibnu Firnas.

Sekitar abad ke-10 M, seorang ilmuwan Turki yang tak disebutkan namanya juga sempat melakukan uji coba penerbangan. Dengan dua sayap dari kayu lebar yang direkatkan pada tubuhnya, orang Turki itu loncat dari atap sebuah masjid. Sayangnya, dia gagal mendarat dengan selamat. Upaya serupa juga dilakukan orang Turki pada tahun 1162 M. Namun, juga belum berhasil.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement