Senin 12 Dec 2022 16:30 WIB

Peradaban Islam Pelopor Industri Parfum

Orang Barat memang banyak meniru cara pembuatan parfum dari dunia Islam.

Pembuatan parfum (ilustrasi).
Foto:

Dominasi dunia Islam dalam mengembangkan parfum di era keemasan dito - pang de ngan budaya masyarakatnya sebagai pedagangan. Bangsa Arab dan Persia yang banyak menjadi saudagar kerap berkeliling dan menjelajahi dunia. Tak heran, bila me re ka mengenal dan me nemukan beragam jenis tanaman ser - ta bahan-bahan mewangi an di sentero dunia.

Mereka lalu membawa pula tanaman yang mereka temukan dan mengembang kannya di luar daerah aslinya. Dua tanam an yang dikembangkan umat Islam di era kejayaan untuk dijadikan bahan parfum ada lah melati yang ber asal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara serta jeruk yang ber asal dari Asia Timur. Hingga kini, keduanya masih menjadi bahan yang sangat penting dalam industri parfum modern.

Dalam kebudayaan Islam, penggunaan parfum telah dimulai ketika zaman Ra su lul lah SAW, yakni pada adab ke-6 M. Industri parfum tumbuh pesat di dunia Islam, karena Rasulullah SAW menganjurkan se orang Muslim untuk menggunakan wewangian ketika akan shalat Jumat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW ber sabda: ‘’Mandi, memotong kuku, men cabut bulu-bulu tak perlu, memakai siwak, mengusapkan wewangian (par - fum) sebi sa nya pada hari Jumat dianjurkan pada setiap laki-laki yang telah baligh.’‘ (Muttafaq ‘alaih).

Hadits itu mendorong para ilmuwan Islam untuk mengeksplorasi dan mengembang k an dan memproduksi parfum dalam jumlah yang besar. Industri parfum pada era keemasan dikembangkan dua ahli kimia Muslim, Jabir Ibnu Hayyan (722 M - 815 M) serta Al-Kindi (lahir 801 M). Kedua ilmuwan itulah yang mendirikan industri parfum di dunia Islam.

Jabir mengembangkan begitu banyak teknik, yakni distilasi, penguapan dan penya ringan. Ketiga teknik itu mampu mengumpulkan wewangian tumbuhan da lam bentuk uap. Hasilnya dapat di kum pul kan dalam bentuk air atau minyak.

Upaya mengembangkan indusrti parfum juga dilakukan Al-Kindi. Bahkan, ilmuwan kelahiran Irak itu disebut-sebut sebagai pendiri industri parfum yang sebenarnya. Betapa tidak, semasa hidupnya Al-Kindi melakukan penelitian yang luas serta bera gam eksperimen untuk menggabungkan beragam tanaman dan aneka bahan la in nya untuk meproduksi beragam wewangian.

Al-Kindi juga mengelaborasi beragam resep untuk membuat parfum, kosmetik dan obat-obatan. Parfum floral yang di - kembangkan Umat Islam itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat Eropa antara abad ke-11 M dan 12 M melalui ja lur perdagangan. Hal itu dikuatkan de ngan catatan pada Pepperers Guild of London yang ber ta rikh 1179 M yang me nyebutkan bahwa orang Eropa melaku kan transaksi bahan-bahan parfum serta rempah- rempah de ngan pedagang Muslim.

Sementara itu, Orang Eropa baru mengenal cara dan teknik pembuatan baru pada abad ke-14 M. Mereka mengetahuinya dari masyarakat Muslim di semenanjung Arab yang terlebih dahulu me - ngembangkan industri parfum.

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement