REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kecintaan Rasulullah SAW ke pada umatnya kerap dikisah kan lewat berbagai hadits. Di sana, kita mengenang betapa Nabi SAW selalu berusaha untuk mendahulukan kepentingan dan kebutuhan umat dibandingkan kepentingannya sendiri.
Ustaz Mu'inudinilah Basri, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Ahad (4/12/2022), pun bercerita mengenai kerinduan Rasul kepada umatnya.
Dalam HR Muslim, diceritakan bagaimana Rasul mengungkapkan kerinduannya ini kepada para sahabat. Kala itu Rasul berkata:
اشتقت لأحبابي قالوا : أولسنا أحبابك يا رسول الله قال : لا انتم اصحابي اما احبابي فقوم يأتون من بعدي يؤمنون بي ولم يروني
"Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku)." Sahabat Abu Bakar pun bertanya, "Apa kah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudarasaudaramu?" Rasulullah menjawab, "Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku.
Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku, tetapi mereka beriman denganku.”
Mendengar ini para sahabat mempertanyakan bagaimana Nabi bisa me ngetahui, di antara mereka yang antre masuk surga adalah umatnya. Nabi pun menjawab, "Sejatinya umatku pada hari kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia."
Umat Rasulullah yang belum bertemu dengannya ini tidak luput dari limpahan kenikmatan. Diceritakan bahkan umat ini akan mendapatkan pahala berlipat ganda di sisi Allah SWT sebanyak 50 kali lipat kerena beriman kepada Rasulullah SAW, padahal belum pernah berjumpa dengan Nabi penutup itu.
"Di akhirat kelak akan ada mimbarmimbar dari cahaya yang disiapkan Allah untuk kaumnya yang wajahnya bercahaya dan bajunya bercahaya. Posisi umat ini sangat dirindukan oleh para Nabi dan syuhada walaupun derajatnya belum seperti mereka," kata dia.
Mendengar penuturan Nabi, para sahabat bertanya, "Siapa mereka ya Rasulullah." Rasul menjawab, "Mereka yang saling cinta dan mencintai karena Allah. Mereka yang saling kunjung mengunjungi karena Allah, dan mereka yang saling bantu membantu karena Allah."
Ustadz Mu'inudinilah pun menyebut, karena kecintaannya, Rasul bahkan me nyimpan doa untuk umatnya di hari akhirat. Dikisahkan setiap Nabi memiliki doa yang sangat mustajab, tetapi Rasulullah SAW malah menyimpannya untuk umatnya di akhirat nanti.
Rasulullah SAW sangat tidak mau umatnya merasakan susah, baik di dunia maupun di akhirat. Untuk itu, Rasul selalu mendoakan umatnya dan memberikan kabar baik.
Baca juga: Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
Salah satunya jika ada di antara umat-Nya yang mendapat kesusahan, musibah, sakit, ataupun cobaan, Rasulullah SAW tidak tega.
Rasulullah SAW pun menyebut, barang siapa yang mendapat cobaan tersebut, tetapi dia merasa ridha dan ikhlas maka ridha Allah SWT pun mengikutinya. Selalu ada bahagia dari kesusahan yang dialami umat-Nya. Cobaan yang didapat oleh seseorang menunjukkan jika Allah mencintai hamba tersebut.
Rasul juga tidak ingin umatnya merasa kesusahan maka bagi umatnya yang sedang berjuang, dia meminta untuk bersabar. Dia mengatakan, "Sabarlah kalian sampai kita bertemu di Telaga Kautsar." Rasul akan menanti umatnya di hari akhirat kelak untuk masuk surga bersama-sama.
"Kita takut akan kiamat, takut akan dahsyatnya padang mahsyar. Rasul datang membawa kabar bahwa ia akan menunggu di Telaga Kautsar. Rasul akan memberikan minum pada setiap umatnya," ucap Ustadz Mu'inudinilah kepada jamaah yang hadir.
Nabi Muhammad SAW tidak segera masuk surga dan tidak ridha untuk masuk surga selain telah merasa yakin semua umatnya tidak kehausan lagi. Padahal, kondisi sangat panas dan matahari sejarak satu jengkal dari kepala manusia.
Rasul dikisahkan akan dengan sabar memberikan minum kepada umat-Nya dengan tangannya yang mulia. Orang-orang yang meminum air dari telaga Kautsar ini nantinya tidak akan merasa kehausan selama-lamanya. Menjadi suatu kebahagiaan manakala nanti di akhirat mendapat jamuan dari Rasulullah SAW.
"Dia menumpahkan segala kasih sayang kepada kita (umat). Dia ingin semua umatnya masuk surga daripada diberi azab oleh Allah. Maka, ketika Rasul menampilkan doa kepada Allah, betapa kesedihan yang dia alami, dia tidak meratapi nasibnya, tapi ia ingin mengungkapkan dia ingin mengantarkan semua umatnya masuk surga. Seluruh umatnya ber iman pada Allah," lanjut Ustaz Mu'inu dinilah.