Ahad 04 Dec 2022 19:16 WIB

Terkikisnya Tembok Dzulqarnain dan Misteri Yajuj Majuj yang Belum Terungkap Hingga Kini

Dzulqarnain membangun tembok besar untuk membendung Yajuj Majuj

Ilustrasi lokasi Yajuj Majuj. Dzulqarnain membangun tembok besar untuk membendung Yajuj Majuj
Foto:

Al Tardjuman, gelarnya, bermakna sang penerjemah. Sallam konon menguasai sekitar 30 bahasa. Karena dia orang Khazaria, ekspedisi yang dipimpinnya mudah memasuki Khazaria, dan wilayah lain di bawah kekuasaan Khazaria.

Bahkan, Donzel dan Schmidt pun menduga Sallam merupakan seorang Yahudi , yang memungkinkan aksesnya lebih leluasa di wilayah Khazaria.

Soal nama Sallam yang diduga Yahudi, Donzel dan Schmidt menganalogikan nama Sallam dengan nama Suami Zainab binti al- Harits, Sallam bin Mishkam.

Suami istri ini adalah Yahudi yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW. Zainab menjadi terkenal karena dialah yang pernah mencoba meracun Nabi lewat masakan kambing. Tapi, ini hanya perkiraan Donzel dan Schmidt. 

Sekadar informasi, sejak abad ke enam hingga abad ke-13, di kawasan Kaukasus, antara Laut Kaspia dan Laut Hitam, berdiri sebuah imperium Yahudi.

Kekuasaannya membentang dari Eurasia hingga Asia Tengah, dari Volga Bulgaria hingga Kaukasus. Yahudi Khazaria ini, antara lain menurut Arthur Koestler dalam The Thirteen Tribe, bukanlah Yahudi semit yang berasal dari Palestina, melainkan orang Khazaria, salah satu suku nomaden Turki.

Mereka memeluk Yahudi pada abad ke delapan. Berjarak sekitar enam puluh tahun sejak perjalanan Sallam, Khalifah Abbasiyah ke-18, al-Muqtadir (908-932), juga mengirimkan ekspedisi ke utara, menuju kawasan Volga Bulgaria.

Ekspedisi ini dipimpin Ahmad Ibnu Fadlan, yang kisahnya telah difilmkan Hollywood dengan judul The Thirteenth Warrior, dibintangi Antonio Banderas. 

Dalam perjalanannya itu, dia meng identifikasi orang-orang yang posturnya setinggi pohon kurma, bermata biru, berkulit putih, berambut kemerahan. Dia mendapat informasi bahwa orang-orang tersebut adalah Ya’juj dan Ma’juj.

Untuk tugas pentingnya mencari tembok Dzulqarnain, Khalifah al-Watsiq, tulis al-Idrisi, membekali Sallam dengan 5.000 dinar, 10 ribu dirham sebagai uang darah, dan lima puluh pemuda berbadan kuat. Khalifah juga memberikan kepada pemuda yang menemani Sallam masing-masing seribu dirham dan biaya hidup selama setahun. 

Selain itu, khalifah juga memerintahkan agar semua anggota rombongan menyesuaikan cara berpakaiannya dengan pakaian penduduk kawasan hendak didatangi, seperti menambahkan kulit dan bulu binatang pada pakaian dan sepatu. Khalifah juga memberikan 200 ekor keledai untuk membawa perlengkapan dan air. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement