REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telah banyak penelitian yang menyimpulkan tentang berbagai macam manfaat puasa. Hampir sebagian besar penelitian tersebut menyebutkan bahwa puasa memiliki manfaat yang banyak bagi tubuh, termasuk riset atau penelitian-penelitian yang dilakukan dunia barat.
Agus Rahmadi Dkk dalam buku Hikmah Puasa Perspektif Hadis dan Medis mengatakan salah satu manfaat puasa yang diungkap oleh riset sains adalah dapat memperpanjang umur. Kesimpulan ini dipahami dari hasil riset Vladimir Nikitin, seorang ilmuwan Rusia.
Penelitian ini berawal dari hasil pengamatannya terhadap kondisi fisik orang Indonesia. Dia merasa heran mengapa banyak orang Indonesia bertubuh gemuk padahal mereka sering melakukan ibadah puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah.
Akhirnya dia melakukan penelitian dengan menjadikan tikus sebagai objek penelitiannya. Dia mengambil sampel lima kelompok tikus. Masing-masing pola makan kelompok ini diatur dan berbeda antara satu sama lainnya.
Ada yang diberi makan setiap hari, ada pula yang dipuasakan. Bahkan ada yang tidak diberikan makan sama sekali. Kelompok tikus pertama dipuasakan Senin dan Kamis, kelompok kedua dipuasakan model puasa Daud, dan kelompok tikus ketiga dipuasakan setiap hari tanpa ada sahur dan berbuka, dan kelompok tikus berikutnya diberi makan setiap hari.
Hasilnya, ternyata tikus yang diberi makan setiap hari, usianya hanya mencapai 2,5 tahun. Sedangkan kelompok tikus yang berpuasa setiap hari tanpa diberi makan usianya tidak lama. Sementara kelompok tikus yang berpuasa Senin-Kamis dan berpuasa Daud usianya relatif mencapai usia empat tahun. Maka dengan penelitiannya itu, Vladimir menyimpulkan berpuasa dapat membuat panjang umur.