REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah satu saat ditanya oleh sahabatnya tentang satu amalan penting dalam Islam. Beliau dalam hadistnya berpesan kepada sahabatnya itu untuk beriman dan Istiqamah.
Pesan tersebut seperi disampaikan dalam hadist.
"Dari Abu Amr ada yang menyebutkan Abu Amrah Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi Radhiyallahu Anhu berkata. Saya berkata, "Ya Rasulullah katakanlah kepadaku ucapan dalam Islam, yang saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun kecuali kepadamu. "Rasulullah menjawab," Katakanlah! Saya beriman kemudian istikamahlah." (Riwayat Muslim).
Dr Musthafa Dieb Al-Bugha dan Syekh Muhyiddin Mistu dalam bukunya Al-Wafi Syarah Hadist Arbai'in Imam An-Nawawi menuliskan hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Al Imam bab Jami Aushaf Al-Islam nomor 38. Hadits ini adalah hadis yang singkat, padat dan indah yang merupakan kekhususan bagi Rasulullah.
"Walau singkat namun telah memberikan jawaban tentang pokok-pokok Islam yang ditanya oleh si penanya dalam dua kata yaitu iman dan istiqomah," tulis mereka.
Telah diketahui bahwa Islam adalah tauhid dan taat. Tauhid terkandung dalam kata iman dan taat terkandung dalam kata Istiqomah, karena arti istiqomah adalah mengerjakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang dan masuk ke dalamnya pekerjaan hati dan badan yaitu iman Islam dan ihsan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Al fushilat ayat 6 berfirman yang artinya:
"Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya."
Makna Istiqomah sesuai sabda Nabi "Katakanlah" saya beriman kemudian istiqomahlah." dalam riwayat lain 'Katakanlah, Tuhanku adalah Allah dan beristiqomahlah." Kalimat ini diambil dari firman Allah surat Fussilat ayat 30 yang artinya.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
Dalam surat lain, yaitu Al-Ahqaf ayat 13 yang artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka. Dan mereka tidak pula berduka cita."
Abu Bakar As Siddiq Radhiallahu Anhu menafsirkan "Tsuma Istiqomu" dengan makna tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak berpaling kepada Tuhan yang lain kemudian beristiqomah bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Diriwayatkan dari Umar bin Al Khattab bahwa dia membaca ayat ini di atas mimbar dan berkata.
"Mereka Istiqomah di atas ketaatan dan tidak meliuk-liuk seperti ular." Maksud dari ucapan-ucapan ini adalah Istiqomah di atas tauhid yang sempurna."
Al-Qusyairi berkata, "Istiqamah adalah sebuah derajat yang dengannya sempurna berbagai urusan, dan dengannya diraih kebaikan dan keteraturan. Barang siapa yang tidak istiqomah dalam kepribadiannya, dia akan sia-sia dan gagal."
Ada yang mengatakan, "istiqamah tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang besar, karena ia keluar dari hal-hal yang dianggap lumrah meninggalkan adat kebiasaan dan berdiri di hadapan Allah dengan jujur."
Al-Wasithi berkata. "Dia adalah sifat yang dengannya sempurna segala kebaikan. "Ibnu Rajab berkata, istiqomah adalah menempuh jalan yang lurus yaitu agama yang lurus tanpa berbelok ke kiri dan ke kanan. Tercakup di dalamnya mengerjakan ketaatan yang tampak maupun yang batin juga meninggalkan semua larangan sehingga wasiat ini mencakup seluruh akhlak yang baik."