REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sayyidah Khadijah binti Khuwailid adalah istri pertama Rasulullah SAW. Siti Khadijah menemani Nabi Muhammad dengan setia selama 25 tahun. Ulama Alquran Indonesia Prof Quraish Shihab mengungkapkan cinta Nabi Muhammad kepada Khadijah adalah puncak cinta.
Prof Quraish menuturkan, cinta sejati dan kesetiaan diukur setelah perkawinan, bahkan lebih terbukti setelah kematian yang dicintai. Kendati Nabi sangat mencintai Aisyah, tapi cinta Nabi kepada Khadijah pada hakikatnya melebihi cinta beliau kepada Aisyah.
“Cinta itu bahkan melebihi semua cinta yang dikenal umat manusia terhadap lawan jenisnya,” kata Prof Quriash dikutip dalam buku Pengantin Al-Quran: Nasihat Perkawinan untuk Anak-Anakku terbitan Lentera Hati.
Sementara, lanjut dia, hikayat tentang cinta seperti Romeo dan Juliet atau Majnun dan Laila tidak teruji melalui kehidupan bersama mereka sebagai suami istri. Karena itu, Prof Quraish menegaskan cinta Rasulullah SAW kepada Khadijah adalah puncak cinta yang diperankan oleh seorang lelaki kepada perempuan.
“Cinta beliau kepada Khadijah ra. hidup segar dalam pikiran dan hati beliau, kendati yang dicintainya telah wafat,” jelas Prof Quraish.
Bahkan, nama Khadijah masih terus beliau sebut-sebut, walau di hadapan Aisyah, yang suatu ketika cemburu, berkata kepada Nabi SAW, “Mengapa engkau masih menyebut-nyebut seorang nenek, sedang Allah telah menggantikan untukmu siapa yang lebih baik dari nenek itu?”
Menurut Prof Quriash, maksud Aisyah yang menggantikan itu adalah diri Aisyah. Mendengar ucapan tersebut, lalu Nabi SAW yang cintanya tak tidak pernah layu itu bersabda, “Tidak, demi Allah! Aku tidak memperoleh ganti yang lebih baik darinya (yakni dari Khadijah ra.).”