Rabu 16 Nov 2022 20:55 WIB

Menkeu AS Gelar Pertemuan dengan Gubernur Bank Sentral China

AS dan China bahas kenaikan harga energi dan komoditas serta proyeksi makroekonomi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen bertemu dengan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang di sela pertemuan G20 di Bali, Indonesia.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen bertemu dengan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang di sela pertemuan G20 di Bali, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen bertemu dengan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang di sela pertemuan G20 di Bali, Indonesia. Kementerian Keuangan AS mengatakan, mereka membahas kenaikan harga energi dan komoditas serta proyeksi makro ekonomi dua negara.

Pejabat Kementerian Keuangan AS mengatakan pertemuan yang dua jam itu berjalan dengan "nada yang jujur, konstruktif dan positif". "Dalam konteks tantangan global, Menteri Yellen dan Gubernur Yi juga membahas isu-isu G20," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut, Rabu (16/11/2022).

Pertemuan itu dibayangi berita sebuah roket jatuh di wilayah Polandia yang merupakan anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Serangan yang menewaskan dua orang itu dikhawatirkan sebagai tanda konflik Ukraina telah meluap ke negara tetangga.

Pemimpin-pemimpin negara Eropa yang hadir dalam pertemuan G20 di Bali menggelar rapat darurat mengenai situasi tersebut. Yellen juga menggelar pertemuan pertamanya dengan menteri keuangan dan ekonomi Italia yang baru Giancarlo Giorgetti.

Dalam pertemuan di Yi Gang, Yellen dan pejabat Kementerian Keuangan AS mengatakan mereka ingin menjadi kejelasan rencana China untuk meredakan peraturan Covid-19 yang telah menahan pertumbuhan dan membatasi rantai pasokan. Serta bagaimana Beijing mengatasi masalah besar di sektor properti.

Pertemuan tatap muka pertama Yellen dengan petinggi ekonomi China itu dilakukan setelah pertemuan tiga jam Presiden Joe Biden dengan Pemimpin China Xi Jinping. Selain membahas Taiwan dan Korea Utara, hak asasi manusia dan kebijakan perdagangan.

Kedua pemimpin itu itu menekankan keharusan hubungan AS dan China kembali ke jalur yang benar. Biden mengatakan ingin "persaingan dikelola dengan bertanggung jawab."

Pada Senin (14/11/2022) lalu Yellen mengatakan ia berharap pertemuan ini dapat mengarah pada kerja sama ekonomi antara dua perekonomian terbesar di dunia.

Salah satu ketegangan dua negara itu adalah tarif yang diberlakukan mantan Presiden Donald Trump ke ratusan miliar dolar impor China. Pada awal tahun ini Yellen menegaskan menghapus tarif pada komoditas konsumen "non-strategis" dapat memangkas biaya bagi bisnis dan konsumen di tengah inflasi tinggi.

Namun Biden menahan diri dari meringankan pajak setelah China menggelar reaksi keras terhadap kunjungan ketua House of Representative AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu. Kini Perwakilan Perdagangan AS Katherine Tai sedang meninjau undang-undang yang diterapkan selama empat tahun tentang tarif yang berlaku.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement