Sabtu 12 Nov 2022 20:46 WIB

Pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad Saat Didebat

Allah menolong Nabi Muhammad saat berdebat.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad Saat Didebat. Foto:  Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: Republika
Pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad Saat Didebat. Foto: Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dikisahkan pernah ada sebuah delegasi dari kaum Nasrani Najran mendatangi Nabi Muhammad SAW. Kaum itu hendak mengajak Nabi Muhammad berdebat tentang Tuhan dan tentang kenabian Isa.

Muhammad Husen Haekal dalam bukunya "Sejarah Hidup Muhammad" menceritakan tentang ajakan kaum Nasrani ini jauh sebelum Surah at-Taubah ayat 35-35 itu turun. Mereka bertanya kepada Nabi Muhammad demikian:

Baca Juga

"Jika Ibu Isa itu Maryam, lalu siapa bapaknya?"

Untuk memperkuat argumentasi, Allah SWT menurunkan Surah Ali Imran ayat 59-64 yang artinya:

 

"Persamaan Isa dalam pandangan Allah sama seperti Adam, Ia menciptakannya dari tanah lalu Ia berfirman: "Jadilah" maka jadilah ia. Kebenaran ini dari Tuhanmu; maka janganlah engkau menjadi oranq-orang yang ragu. Barang siapa berbantah dengan engkau setelah engkau meruperoleh ilmu, katakanlah: "Marilah, mari kita kumpulkan bersama-sama, anak-anak kami dan anak-anak kamu, perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan kamu, diri kami sendiri dan diri kamu: kemudian kita bermohon sungguh-sungguh, agar laknat Allah menimpa pihak yang berdusta!" 

"Inilah kisah yang sebenarnya; tiada tuhan selain Allah, dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. Tetapi bila mereka membelakangi, Allah Maha Tahu akan mereka yang berbuat kerusakan. Katakanlah: "Wahai Ahli Kitab! Marilah menggunakan istilah yang sama antara kami dengan kamu: bahwa kita tak akan menyembah siapa pun. selain Allah; bahwa kita tak akan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Dia; bahwa kita tak akan saling mempertuhan satu sama lain selain Allah." Jika mereka berpaling; katakanlah: "Saksikunlah bahwa kami orang-orang Muslim (tunduk bersujud pada kehendak Allah."

Menurut Husen Haikal, dalam Surah Ali Imran ini dengan gaya bahasa yang luar biasa ditujukan kepada Ahli Kitab, menegur mereka mengapa mereka merintangi orang beriman dari jalan Allah, mengapa mereka mengingkari ayat-ayat yang datang dari Allah. Padahal ayat-ayat itu juga yang dibawa oleh Isa, oleh Musa, oleh Ibrahim, sebelum kata-kata itu diubah-ubah dan sebelum diartikan menurut kehendak sendiri, disesuaikan dengan kehidupan duniawi dengan kesenangan yang penuh tipu daya. 

"Banyak lagi surah lain, yang dalam kata-katanya ditujukan kepada Ahli Kitab seperti yang terdapat dalam Surah Ali Imran itu," katanya.

Dalam Surah Al-Maidah ayat 73-75 Allah berfirman:

"Kafirlah orang yang mengatakan bahwa Allah yang ketiga dari trinitas. Tiada tuhan selain Tuhan Yang Tunggal. Jika mereka tiada berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti mereka yang ingkar akan mengalami azab yang pedih. Kenapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohonkan pengampunan-Nya? Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Almasih putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa orang rasul. Dan ibunya seorang perempuon yanq sangat berpegang pada kebenaran. Mereka pun menyantap makanan. Lihatlah, bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka tanda-tanda, kemudian lihatlah betapa iauh mereka dipalingkan dari kebenaran!"

Dalam Surah Al-Maidah ayat 116 itu juga Allah berfirman yang artinya:

"Dan ingatlah ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam! Engkaulah yang berkata kepada orang. 'Sembahlah aku dan ibuku sebagai tuhan selain Allah?"' Ia berkata: 'Mahasuci Engkau! Tidak sepatutnya aku mengatakan apa yang bukan menjadi hakku..."

Salah satu ayat dalam Surah Al-Maidah inilah yang oleh para sejarawan Kristen dipersoalkan dan dijadikannya alasan tentang perkembangan sikap Muhammad terhadap mereka sesuai dengan perkembangan politiknya, yaitu ketika Allah berfirman:

"Akan kau dapati orang yang paling keras memusuhi orang beriman ialah golongan Yahudi dan golongan musyrik. Dan akan kudapati orang yang paling dekat bersahabat dengan orang beriman mereka yang berkata:

"Kami adalah orang-orang Nasrani," sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang tekun belajqr dan rahib-rahib dan mereka tidak menyombongkan diri. " Al-Maidah ayat 82).

Sebaliknya, ayat-ayat yang terdapat dalam Surah at-Taubah  yang juga bicara tentang Ahli Kitab sekali-kali tidak membicarakan kepercayaan mereka mengenai Almasih anak Maryam itu. Ayat-ayat itu bicara tentang kelakuan mereka mempersekutukan Allah, makan harta orang secara tidak sah serta menimbun emas dan perak. Sedang menurut IslamAhli Kitab itu sudah keluar dari rel agama Isa.

"Mereka menghalalkan apa yang dilarang oleh Allah dan melakukan perbuatan orang yang tidak beriman kepada AIIah dan Hari Kemudian," katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement